BUMI Prediksi Harga Batu Bara US$63/Ton


PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memproyeksikan harga batu bara akan terus meningkat mencapai kisaran rata-rata US$63 per ton pada 2021 dan US$66 per ton 2022.

Direktur Utama BUMI, Saptari Hoedaja dalam laporan tahunan 2020 menuturkan, optimisme ini didukung oleh target Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) yang memperkirakan tren kenaikan harga batu bara termal Newcastle akan terus berlanjut di sepanjang tahun ini.

Kenaikan tersebut didukung oleh sejumlah faktor, antara lain membaiknya pemulihan ekonomi di sejumlah negara, terutama Tiongkok sebagai pasar utama.

Kemudian, pasar batu bara juga terdongkrak oleh faktor alam seperti musim dingin yang lebih dingin di belahan bumi utara, hujan dan ombak di Indonesia, serta cyclone di Australia. Ketiga, adanya ketegangan hubungan perdagangan China dengan Australia juga ikut memanaskan harga dan pasar batubara.

Pengesahan Omnibus Law pada tahun lalu juga diharapkan mampu memberikan pengaruh positif bagi pertumbuhan industri, termasuk industri batu bara. Omnibus Law diperkirakan dapat memberikan insentif pada proyek hilirisasi seperti gasifikasi batu bara, di mana BUMI, melalui PT Kapuas Prima Coal (KPC) telah menjadi pemasok batu bara yang ditunjuk untuk proyek metanol mulai 2024 mendatang. 

Pasokan batu bara yang ditargetkan yaitu sekitar 6 juta ton per tahun dari proyek kerja sama semilai US$2 miliar antara Bakrie Capital Indonesia, Air Products and Chemicals Inc, dan PT Ithaca Resources. 

Sementara, proyek gasifikasi di wilayah Arutmin masih dalam tahap studi yang kemungkinan akan segera masuk ke tahap kelayakan dan indicative commissioning proyek sekitar 2025.

Sementara itu, kebutuhan batu bara domestik (Domestic Market Obligation/DMO) diperkirakan juga naik sebesar 21% menjadi 187 juta ton pada 2024. Kebutuhan batu bara domestik juga diperkirakan naik menjadi 168 juta ton pada 2021, 177 juta ton pada 2022 dan 184 juta ton pada 2023. 

Adapun, cadangan terbukti batu bara diperkirakan turun menjadi 38,78 miliar ton pada 2021, lalu 38,25 miliar ton pada 2022, dan 37,70 miliar ton pada 2023.


Editor : Irwen