Strategi BI Hadapi Gejolak Ekonomi di Masa Pandemi


Bank Indonesia (BI) siap menghadapi segala kemungkinan tak terduga yang akan dihadapi, termasuk arus keluar modal (capital outflow) yang kabur dari Indonesia akibat kenaikan suku bunga The Fed.

Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) BI, Riza Tyas Utami mengatakan Bank Indonesia telah belajar dari aksi moneter taper tantrum Amerika Serikat pada 2013. Saat ini, bank sentral disebutnya telah menyiapkan triple intervention guna menghadapi gejolak ekonomi tak terduga.

"Bank Indonesia selalu ada di pasar, tidak hanya pasar spot, tapi kita punya tiga tools. Kita punya spot, punya intervensi di domestic non-delivery forward (DNDF), dan kita juga sekarang punya SBN," katanya di Jakarta, Jumat (26/3).

Tiga jurus tersebut, menurut Riza, akan digunakan sembari melihat kondisi pasar keuangan terkini. Tak hanya itu, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) juga telah memperluas kerjasama transaksi perdagangan bilateral dan investasi langsung atau local currency settlement (LCS) dengan tiga negara.

"Kerjasama internasional juga kita perluas. LCS sekarang kita punya, bahkan tidak hanya dengan satu negara, dengan Malaysia, Jepang, Thailand, untuk China masih dalam proses," paparnya.

Ke depan, Bank Indonesia tetap akan selalu bersiaga menghadapi segala kemungkinan buruk di bidang ekonomi.

"Akan ada kondisi gejolak kecil dalam jangka pendek iya. Tapi kita sudah melakukan persiapan jauh hari ke belakang, bahkan sebelum Covid-19 ini berjalan," ujar Riza.

 


Penulis : Indra

Editor : Irwen