PTBA Ambil Alih PLTU Pelabuhan Ratu


Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT PLN (Persero) melakukan penjajakan dalam pengakhiran lebih awal (early retirement) PLTU Pelabuhan Ratu, Jawa Barat.

"Kerja sama dengan PLN dalam melakukan early retirement PLTU sejalan dengan visi PTBA menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan. Kami berharap agar target-target penurunan emisi karbon dapat tercapai dan ketahanan energi tetap terjaga," kata Direktur Utama PTBA Arsal Ismail melalui keterangan resmi pada  Kamis (20/10).

Arsal menjelaskan, dengan adanya program pengakhiran lebih awal, masa operasional PLTU Pelabuhan Ratu akan terpangkas dari 24 tahun menjadi 15 tahun. Penurunan masa operasional tersebut akan dibarengi oleh potensi pemangkasan emisi karbondioksida (CO2) ekuivalen sebesar 51 juta ton atau setara Rp 220 miliar.

Kebutuhan batu bara PLTU Pelabuhan Ratu sebanyak 4,5 juta ton per tahun atau 67,5 juta ton selama 15 tahun. Hal tersebut selaras dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) untuk pemanfaatan cadangan batu bara PTBA.

Dengan teknologi dan sistem pendukung terbaik, PLTU ini mampu memberi jaminan keandalan optimal. Potensi tambahan pendapatan dari penjualan listrik sebesar Rp6 triliun per tahun.

Setelah penandatanganan Principal Framework Agreement ini, PTBA dan PLN akan melakukan proses due dilligence (uji tuntas) untuk progam early retirement PLTU tersebut.

Pengambilalihan PLTU akan menggunakan pendanaan murah dengan skema energy transition mechanism yang disusun oleh Kementerian Keuangan. Skema ini merupakan pembiayaan campuran (blended finance) yang melibatkan para investor.


Editor : Widya