Moody's Naikkan Prospek Rating LPKR Menjadi Positif


Jakarta - Moody’s Investors Service telah menaikkan prospek rating PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menjadi positif dari stabil.

“Outlook rating positif ini merepresentasikan opini mengenai arahan rating untuk 12-18 bulan ke depan. Hal ini menandakan kemungkinan potensi kenaikan rating perusahaan ke B2 dari B3,” ungkap riset Moody's yang dipublikasi Kamis (25/11).

Peringkat LPKR tetap B3, sedangkan perubahan prospek menjadi positif merupakan bukti perbaikan arus kas operasi perusahaan holding melalui pertumbuhan yang kuat pada pra penjualan, penyelesaian proyek yang sedang berjalan, dividen anak perusahaan serta negosiasi ulang biaya subsidi sewa yang produktif.

Lebih lanjut Moody’s mencatat posisi kas perusahaan cukup untuk menutupi biaya selama 18 bulan ke depan, tanpa bergantung pada penjualan aset.

Moody’s mencatat kemungkinan menaikkan rating LPKR jika arus kas operasi pada level perusahaan holding berada di area positif dan perusahaan tidak bergantung kepada penjualan aset, serta rasio hutang menunjukkan perbaikan.

Ke depannya, LPKR bertujuan untuk memperbaiki rasio hutang terhadap EBITDA yang dapat dicapai melalui pembayaran hutang atau pertumbuhan EBITDA. Berdasarkan antisipasi perbaikan performa mall dan hotel pada 2022, LPKR memperkirakan kemungkinan perbaikan dalam rasio ini.

Moody’s mencatat bahwa mereka telah meningkatkan target pra penjualan LPKR pada tahun ini sebesar 34% menjadi Rp4,7 triliun (dari Rp3,5 triliun) karena pencapaian pra penjualan hingga sepuluh bulan pertama tahun ini telah mencapai Rp4,4 triliun. Selanjutnya, Moody’s menetapkan target pra penjualan 2022 sebesar Rp5,2 triliun yang mencerminkan keyakinan akan keberlanjutan bisnis residensial dengan harga terjangkau milik perusahaan.

Moody’s menekankan perbaikan yang terus terlihat pada likuiditas perusahaan holding yang juga menandakan kecukupan likuiditas selama 12-18 bulan ke depan. Sampai dengan periode yang berakhir September 2021, LPKR melaporkan posisi kas perusahaan holding ada di posisi Rp2,3 triliun.


Editor : Irwen

Editor : Widya