PPA Kelola Aset Berkualitas Rendah Milik Bank Muamalat


PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) resmi mengelola aset berkualitas rendah milik PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.

 

Sebagai perwujudannya, PPA, Bank Muamalat, serta Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menandatangani master restructuring agreement (MRA) pada 15 September 2021.

MRA akan mengatur dan mendokumentasikan keseluruhan tahapan transaksi dalam rangka pengelolaan aset pembiayaan berkualitas rendah milik Bank Muamalat terkait penguatan permodalan Bank Muamalat.

 

“Kerja sama ini merupakan amanah dari Wakil Presiden Maaruf Amin yang menginginkan Bank Muamalat sebagai bagian dari ekosistem ekonomi syariah Indonesia,” tutur Menteri BUMN Erick Thohir dalam keterangan resmi, Kamis (16/9).

 

Ia berharap kerja sama dalam ekosistem ekonomi syariah tersebut tidak terhenti sampai di sini. Sebab, masih ada target ke depan yang ingin dicapai.

 

“Kami juga punya mimpi yang sedang dijajaki dan siapa tahu berjodoh, bahwa kami sedang mencari kesempatan untuk berinvestasi dalam pembangunan rumah haji di Mekkah yang selama ini belum kami miliki. Selama ini, kami terus membuka pembicaraan dan mudah—mudahan kita, Kementerian BUMN dan BPKH bisa berjalan seiring. Insya Allah kerja sama ini berlanjut tidak hanya di sini tetapi di masa-masa yang akan datang,” terangnya.

 

Di tempat yang sama, Direktur Utama PPA Yadi Jaya RUchandi berharap Bank Muamalat dapat berfokus pada pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dengan adanya kepercayaan pengelolaan aset berkualitas rendah oleh PPA.

 

“Langkah ini sejalan dengan rencana pengembangan kegiatan investasi PPA untuk menjadi National Asset Management Company (NAMCO),” ucap Yadi.

 

Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K Permana menambahkan, sinergi antara Bank Muamalat, PPA, dan BPKH ini merupakan bagian dari upaya penguatan struktur permodalan Bank Muamalat dengan cara pengelolaan aset pembiayaan.

 

“Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak, termasuk OJK dan Kementerian BUMN. Insya Allah, Bank Muamalat ke depan dapat bertumbuh dengan model bisnis yang lebih baik lagi sebagai salah satu lokomotif industri perbankan syariah dan memajukan ibadah haji di Indonesia,” terang Achmad.


Editor : Widya