Hingga Agustus, PP Presisi Kantongi Kontrak Baru Rp3.5 Triliun


Jakarta - PT PP Presisi Tbk (PPRE) telah membukukan perolehan kontrak baru sebesar Rp3,5 triliun hingga Agustus 2021.

Direktur Utama PPRE Rully Noviandar melalui siaran pers pada Selasa (7/9) berujar penambahan kontrak baru pada Agustus 2021 adalah sekitar Rp105,1 miliar. Sedangkan, porsi perolehan kontrak baru tersebut adalah sebesar 72% berasal dari non group dan 28% dari PP group. 

Perolehan kontrak baru tersebut berasal dari proyek antara lain proyek pengembangan infrastruktur tambang multi harapan utama (MHU) Rp65,6 miliar, kontribusi dari entitas anak, LMA pada proyek KA Makasar–Parepare Segmen F Arah Tonasa Rp19,8 miliar, serta lainnya yang berasal dari pekerjaan pengecoran jalan rigid Batang dan pekerjaan Rusun Batang, jalan tol Lubuk Linggau Bengkulu & jalan tol Cisumdawu.

“Proyek jasa tambang MHU merupakan proyek mining development yang berfokus pada pekerjaan infrastruktur mining. Dengan diperolehnya pekerjaan proyek MHU ini, menjadikan komposisi perolehan kontrak baru PPRE hingga Agustus 2021 didominasi oleh lini bisnis mining services 62%, civil work 30% dan sisanya structure work serta production plant 8%," kata Rully.

 Selain itu, komposisi kontrak baru yang mayoritas diperoleh dari proyek non group menjadi pencapaian yang menggembirakan bagi PPRE untuk meningkatkan competitiveness melalui perolehan pasar yang lebih luas.

"Pencapaian perolehan kontrak baru yang cukup signifikan hingga Agustus 2021 ini meningkatkan kepercayaan diri perseroan untuk dapat menambah perolehan kontrak baru hingga penghujung 2021 yang nilainya diharapkan dapat mencapai Rp700 miliar," terangnya.

Direktur Operasi PP Presisi Darwis Hamzah menambahkan, hingga saat ini, PPRE tengah melakukan beberapa proses tender maupun negosiasi baik untuk proyek-proyek infrastruktur melalui APBN maupun proyek jasa tambang yang diantaranya berada di wilayah Sulawesi, Halmahera, Sumatera dan Kalimantan.

"Hal ini diharapkan dapat menambah kontribusi perolehan kontrak baru hingga Desember 2021 dengan jumlah yang cukup signifikan," ucap Darwis.


Editor : Widya