Per Oktober, Kontrak Baru PPRE Lampaui Target 2021


Jakarta - PT PP Presisi Tbk (PPRE) hingga Oktober 2021 meraih kontrak baru mencapai Rp4,8 triliun atau tumbuh 129% yoy dari Rp2,1 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

“Capaian tersebut telah melampaui target 2021 sebesar 133%, yang mana 49% merupakan kontrak jasa pertambangan,” kata Direktur Keuangan PPRE Benny Pidakso dalam keterangannya, Jumat (12/11).

Menurut Benny, perseroan dapat meraih kontrak baru hingga akhir tahun ini sebesar Rp5,3 triliun.

Adapun pendapatan dan ebitda diproyeksikan masing-masing mencapai Rp3,1 triliun dan Rp940 miliar.

Di sisi lain, PPRE akan semakin fokus mengembangkan jasa pertambangan sebagai sumber tambahan pendapatan.

Komitmen tersebut ditunjang kenaikan harga nikel yang terus meningkat sehingga mendorong permintaan akan bahan baku baterai yang ditandai dengan pembangunan smelter dan pabrik pembuatan baterai, serta kinerja lini bisnis jasa pertambangan yang cukup menggembirakan dalam waktu yang relative singkat, termasuk mendapat kepercayaan dari salah satu tambang nikel tersebut di Indonesia yang mendorong PPRE kian fokus.

“Kami menargetkan jasa pertambangan akan memberikan kontribusi 50% atau terbesar di antara lini bisnis lainnya,” ujar Direktur Utama PPRE Rully Noviandar.

Untuk menunjang komitmen tersebut, PPRE telah menganggarkan belanja modal sekitar Rp500 miliar, yang sebagian besar dialokasikan sebagai capex expanding untuk jasa pertambangan pada tahun depan untuk menambah jumlah fleet yang dibutuhkan seiring dengan penambahan kontrak baru.

“Untuk membiayai capex tersebut, kami berencana mengeluarkan obligasi pada kuartal II 2022,” ungkapnya.


Editor : Irwen