Penyaluran KPR Sejahtera FLPP BTN Melonjak 473%  


Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk per Januari 2022 mencatat penyaluran baru Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera mencapai 13.192 unit, melonjak 473% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 2.302 unit.

Direktur Utama Bank BTN, Haru Koesmahargyo mengatakan dari  total 13.192 unit yang berhasil dibukukan, 11.117 unit diantaranya adalah KPR Sejahtera konvensional di mana penyebaran penyaluran KPR Sejahtera FLPP terbesar di Jawa, disusul Sumatera kemudian Sulawesi dan Maluku. 

“BTN menjadi yang terdepan karena kami mengoptimalkan seluruh kanal distribusi untuk KPR Sejahtera, bekerjasama dengan developer, para agen properti serta menyelenggarakan akad KPR Sejahtera secara massal di seluruh kantor cabang perseroan,” dalam keterangannya di Jakarta, Senin (31/1).

Menurut Haru, dibukanya keran FLPP tanpa kuota BTN menerapkan strategi “all out”, misalnya menggalang kerjasama dengan swasta maupun instansi yang memiliki debitur potensial sesuai dengan persyaratan perseroan, menggandeng para developer yang mulai aktif melakukan penjualan dan membuka lahan baru untuk dibangun perumahan subsidi. 

“Saat ini, semua Bank berkompetisi untuk dapat memenangkan pasar KPR Sejahtera, karena itu BTN dengan pengalaman yang panjang memberikan kualitas pelayanan kredit yang lebih baik dan cepat akan menjadi nilai tambah,” terangnya.

Lebih lanjut, perseroan terus mencari pasar yang potensial untuk penyaluran KPR Sejahtera FLPP maupun program KPR Subsidi yang lain. 

Untuk itu, BTN tengah melakukan kajian terutama bagi pekerja sektor informal seperti pedagang pasar, nelayan dan lain sebagainya. 

“Kami baru-baru ini bekerjasama dengan BP Tapera dan komunitas pekerja informal untuk mengkaji program pembiayaan perumahan yang tepat bagi mereka,” urainya.

Haru menilai kajian tersebut dapat memberikan rincian mengenai isu utama pembiayaan perumahan bagi para pekerja informal seperti karakteristik dari penghasilannya, kemampuannya untuk membayar angsuran dan menabung sehingga menghasilkan skema yang tepat untuk program pembiayaan perumahan melalui jalur mandiri di BP Tapera. 

“Dengan Kerjasama bersama BP Tapera diharapkan semakin luas dan banyak para pekerja sektor informal yang dapat mengakses pembiayaan perumahan,” ungkapnya.

Untuk pekerja informal, BTN telah melakukan sejumlah upaya untuk memperluas pembiayaan perumahannya, khususnya KPR Subsidi, diantaranya dengan tukang cukur yang terhimpun dalam Persaudaraan Pangkas Rambut Garut (PPRG), mitra pengemudi ojek online, Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso di Semarang dan marbot masjid.  

“Kami membuka kerjasama seluas-luasnya bagi perusahaan, komunitas yang mengayomi para pekerja informal," tuturnya.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPI), Abdullah Mansuri memiliki harapan besar dengan kerjasama ini, masyarakat berpenghasilan rendah, khususnya pedangan pasar mendapat akses permodalan untuk perumahan, bahkan bisa sampai 0 persen bagi pekerja dengan penghasilan di bawah Rp 8 juta perbulan.

“Kita semua tahu bahwa pedagang pasar tidak memiliki rumah, masih kontrak dan misal  satu rumah dihuni banyak keluarga, IKAPPI dan organisasi berharap ada program perumahan yang sesuai bagi mereka,” ujarnya.


Penulis : Irwen