Minyak Terangkat Optimisme Permintaan Meski Ada Pembatasan di Asia


Harga minyak naik lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), terangkat oleh pembukaan kembali ekonomi Eropa dan meningkatnya permintaan AS setelah harga turun di awal sesi karena melonjaknya kasus virus corona di Asia dan data manufaktur China yang mengecewakan.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli, mengakhiri sesi dengan kenaikan 75 sen atau 1,1 persen, menjadi 69,46 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni ditutup 90 sen atau 1,4 persen lebih tinggi menjadi 66,27 dolar AS per barel.

Ekonomi Inggris dibuka kembali, memberi 65 juta orang kebebasan setelah empat bulan dalam kuncian Covid-19. Dengan percepatan tingkat vaksinasi, Prancis dan Spanyol telah melonggarkan pembatasan terkait Covid, dan pada Sabtu (15/5/2021), Portugal dan Belanda melonggarkan pembatasan perjalanan.

Prospek pertumbuhan ekonomi telah mendukung harga minyak dalam beberapa pekan terakhir, meskipun laju inflasi telah membuat banyak investor khawatir bahwa suku bunga dapat naik, yang dapat menekan pengeluaran konsumen.

"Tidak semua berita negatif tentang permintaan karena AS melihat perjalanan udara melonjak pada Minggu (16/5/2021) menjadi 1,8 juta orang, total tertinggi sejak Maret 2020," kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda.

United Airlines mengumumkan akan menambah 400 penerbangan setiap hari hingga Juli untuk tujuan Eropa, kata Moya.

Pemesanan perjalanan musim panas melonjak 214% dari level 2020, kata maskapai itu, menambahkan berencana untuk terbang 80 persen dari jadwal AS dibandingkan dengan Juli 2019.

Tetapi, investor tetap khawatir tentang varian virus corona yang pertama kali terdeteksi di India. Beberapa negara bagian India mengatakan pada Minggu (16/5/2021) bahwa mereka akan memperpanjang penguncian untuk melawan pandemi, yang telah menewaskan lebih dari 270 ribu orang di sana. (ANT)


Editor : Irwen