Kerugian Garuda Melonjak 6.174% Menjadi US$2,44 Miliar


PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sepanjang 2020 mencatat rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$2,44 miliar, naik 6.174% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$38,94 juta.

Laporan tahunan 2020 Garuda yang dipublikasi Jumat (23/7) mengungkapkan, peningkatan kerugian ini dipicu pandemi COVID-19 yang berdampak signifikan pada operasional perseroan.

Pendapatan usaha menurun sekitar 67,36% menjadi US$1,49 miliar dari US$4,57 miliar.

Kondisi tersebut berasal dari rendahnya pendapatan penerbangan berjadwal sekitar 68,18% menjadi US$2,57 miliar dan pendapatan usaha lainnya sekitar 60,97% menjadi US$334,92 juta saat pandemi.

Kendati demikian, Garuda mampu mengerem laju beban usaha di sepanjang 2020 tercatat berkurang 25,87% dari US$4,46 miliar menjadi US$3,30 miliar.

Penurunan tersebut karena menurunnya beban operasional penerbangan sekitar 35,13% menjadi US$895,73 juta saat pandemi.

Sayangnya, beban usaha lainnya melonjak 1.897% menjadi US$391,56 juta pada 2020 dibandingkan tahun sebelumnya hanya US$19,60 juta. Peningkatan tersebut dipicu oleh pertumbuhan beban lain-lain bersih sekitar US$369,32 juta.

Adapun, total aset Garuda dibukukan sekitar US$10,789 miliar, dengan liabilitas sebesar US$12,733 miliar dan ekuitas negative US$1,943 miliar.

 


Editor : Irwen