Kenaikan Harga Jual Topang Pendapatan Bersih Indocement


Jakarta - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) hingga semester I 2022 membukukan pendapatan bersih mencapai Rp6,911 triliun atau meningkat 3,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp6,66 triliun.

"Kenaikan harga jual pada tahun ini di Maret dan Juni menopang pendapatan bersih perseroan," kata Direktur dan Corporate Secretary Antonius Marcos dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (19/8).

Dijelaskan, biaya energi menjadi perhatian utama di industri semen sejak tahun lalu, di mana konflik yang sedang berlangsung dari perang di Eropa Timur telah membuat situasi menjadi lebih tidak terduga dengan rekor harga batu bara terjadi kembali di Juni 2022.

Harga energi diperkirakan tetap tinggi dengan mengingat permintaan akan meningkat dari musim dingin yang akan datang.

"Kami telah menaikkan harga jual semen kantong pada Maret dan Juni tahun ini untuk meneruskan sebagian dari kenaikan biaya energi tersebut. Diperkirakan volume penjualan semen curah akan tetap tinggi sebagai akibat cuaca panas dan telah dimulainya beberapa proyek komersial dan pengeluaran anggaran akhir tahun (year-end budget spending) untuk proyek infrastruktur di Semester II-2022 ini," terangnya.

Antonius menambahkan pangsa pasar semen curah pada semester I 2022 adalah 26% dari keseluruhan pasar semen, yang merupakan peningkatan cukup besar dari 21% pada Semester 1/2021.

"Perkiraan kami untuk pertumbuhan semen secara keseluruhan pada 2022 sekarang berada di kisaran 2-4%," terangnya.

Adapun perseroan membukukan volume penjualan domestik (semen dan klinker) secara keseluruhan sebesar 7,5 juta ton pada semester I 2022, turun 5,6% dari volume periode yang sama tahun sebelumnya.

Volume penjualan semen domestik (tanpa klinker) tercatat 7,1 juta ton, turun 4,1% dibandingkan volume pada semester I 2021 yang menyebabkan pangsa pasar domestik perseroan menjadi 24,3%.

Penjualan ekspor menurun 25,9% dari 222 ribu ton pada semester 1/2021 menjadi 165 ribu ton di periode yang sama tahun sebelumnya I 2022.

Untuk mengurangi biaya energi, perseroan terus meningkatkan pemakaian
konsumsi bahan bakar alternatif dari 12,2% pada akhir 2021 menjadi 17,6% pada Juni 2022, termasuk peningkatan penggunaan batu bara berkalori rendah (LCV) dari 88% menjadi 90%

Sementara itu hingga akhir Juni 2022 perseroan mencatatkan laba periode berjalan mencapai Rp291,5 miliar, turun 50,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp586,6 miliar.


Penulis : Irwen