Tingkatkan efisiensi BTN terapkan sistem pengadaan terintegrasi 


Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) terus melakukan transformasi IT dan digital di berbagai aspek operasionalnya salah satunya implementasi sistem pengadaan terintegrasi end to end (E2E Procurement) sebagai bagian dari integrasi sistem ERP (Enterprise Resource Planning).

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitulu mengatakan transformasi dalam proses pengadaaan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan dalam mengoptimalkan proses pengadaan maupun biaya dengan tetap menerapkan tata kelola yang baik dan transparan. 

Adapun implementasi transformasi E2E Procurement BTN meliputi seluruh aspek pengadaan, mulai dari perencanaan, pengelolaan supplier, penawaran, inventory, hingga transaksi yang lebih akurat dan tepat waktu. 

“Dengan proses yang terstandar dan optimal akan meminimalkan risiko hukum, risiko finansial dan risiko ketidakpatuhan terhadap kebijakan perusahaan dan regulasi,” kata Nixon dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (2/9).  

Ditambahkan, implementasi E2E Procurement ini menggantikan sistem pengadaan sebelumnya yang belum terintegrasi secara menyeluruh. 

"Melalui penerapan sistem ini, BTN menargetkan peningkatan efisiensi, transparansi, dan kontrol yang lebih baik dalam seluruh proses pengadaan," ungkapnya.

Direktur IT BTN, Andi Nirwoto menambahkan implementasi E2E di BTN merupakan langkah signifikan dalam upaya meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing bank dengan sistem yang terintegrasi dan canggih. 

“Pada akhirnya, inovasi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kinerja internal bank, tetapi juga memperkuat hubungan dengan nasabah dan mitra bisnis, serta mendorong pertumbuhan bisnis BTN secara keseluruhan,” tutur Andi.

Sementara itu Direktur Asset Management BTN Elizabeth Novie Riswanti mengungkapkan dengan proses kontrol yang terintegrasi, masing-masing kantor cabang BTN dapat menjalankan proses penyediaan barang dan jasa secara layanan mandiri (self service). 

Dengan otonomi ini setiap kantor cabang dapat lebih responsif terhadap kebutuhan pengadaan lokal mereka, yang pada akhirnya mempercepat proses dan mengurangi ketergantungan pada kantor pusat. 

“Hal ini tentu akan memangkas waktu dan biaya distribusi dan tujuan akhirnya adalah meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada nasabah,” tegasnya.

Tidak hanya itu, lanjut Novie, dengan tata kelola supplier yang lebih baik dan transparan mulai dari pendaftaran, pengelolaan kontrak hingga evaluasi akan menjaga BTN dari benturan kepentingan antara supplier dan pihak internal BTN sesuai amanat dari regulator. Sehingga terjalin komunikasi dan kolaborasi yang lebih baik antara BTN dan penyedia barang dan jasa sehingga meningkatkan kinerja dan memperkuat hubungan bisnis. 

“Semua proses akan tercatat dalam satu sistem sehingga BTN akan mampu membuat keputusan terkait inventory, procurement dan investrasi dengan berbasis data. Sejalan dengan perjalanan transformasi IT, khususnya big data, data dalam sistem akan menjadi salah satu data provider kedalam Big Data System,” ujarnya.


Penulis : Indra

Editor : Irwen