Nilai tukar (kurs) rupiah berpotensi melemah pada Senin (24/5) seiring ekspektasi pasar yang masih tinggi terhadap kenaikan inflasi di AS.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan kenaikan inflasi berpotensi mengubah kebijakan moneter Bank Sentral AS menjadi lebih ketat. Pengetatan moneter di AS bisa mendorong penguatan dolar AS.

"Potensi pelemahan ke arah 14.400 per dolar AS dan support di level 14.300 per dolar AS," katanya di Jakarta.

Lebih lanjut, pasar menantikan pernyataan anggota dewan gubernur Bank Sentral AS terkait kebijakan moneter ke depan di hari Selasa malam.

Selain itu kenaikan kasus COVI-19 di dunia juga menjadi kekhawatiran pasar yang bisa memicu pasar keluar dari aset berisiko.