Pemerintah Akan Evaluasi Empat BUMN yang Listing di Bursa


Menteri BUMN Erick Thohir berencana melakukan evaluasi terhadap empat perusahaan BUMN yang kinerja sahamnya belum sesuai harapan. Saat ini, ada 28 BUMN yang sahamnya tercatat di bursa. 

“Hal ini juga yang akan menjadi evaluasi ke depannya,” kata Erick melalui siaran pers, Kamis (4/2).

Ia menjelaskan, dalam Roadmap BUMN 2021-2023, setidaknya akan ada 8-12 BUMN yang akan mencatatkan sahamnya di bursa.

"Di pipeline, saya tidak mau bilang angka fix-nya nanti dicari-cari, tapi ada 8-12 yang kita akan go public. Akan tetapi bukan sekedar go public, kembali fundamental dan sustain harus ada," tambahnya.

Oleh sebab itu, pihaknya meminta dukungan sejumlah otoritas terkait, seperti BEI dan juga Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam membawa BUMN go publik dan go global. Sebab, budaya gotong royong masyarakat Indonesia dapat membawa negara ini jauh lebih maju ke depannya.

"Insya Allah dengan kerja keras kami dan dukungan dari OJK, bursa dan seluruh penganut kebijakan ini, bisa kita jalankan sesuai dengan target yang kita canangkan. Dan Insya Allah, perusahaan-perusahaan yang kita akan listing juga perusahaan-perusahaan yang baik serta punya strategi jangka panjang," tegasnya.

Saat ini, ada beberapa BUMN yang sudah memiliki rencana bisnis jangka panjang yang cukup jelas. Salah satunya adalah perbankan syariah yang kini menjadi bisnis PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS).

Adapun Komposisi pemegang saham Bank Syariah Indonesia terdiri dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) 50,95%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) 24,91%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,29%, DPLK BRI - Saham Syariah 2% dan publik 4,4%.

Selain itu, market capital BRIS pada saat IPO sebesar Rp4,96 triliun. Per 3 Februari 2021, market capital BRIS naik puluhan kali lipat mencapai Rp112,84 triliun.


Editor : Widya