Ekosistem dan Model Bisnis Jadi Daya Tarik Saham GOTO


Jakarta - Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai salah satu daya tarik saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) adalah ekosistem, serta model dan prospek bisnis perseroan ke depan.

"Untuk saat ini GOTO bukan saham yang dilihat profitabilitasnya, ini saham yang tipikal financial technology dan startup. Yang dikejar itu adalah user dan jumlah transaksi, investor melihat growth-nya dari itu," dalam keterangan di Jakarta, Kamis (24/3).

Dijelaskan, jangkauan GoTo dinilai luas karena di dalamnya terdapat Gojek, Tokopedia dan GoPay.

Dengan ekosistem dan model bisnis yang dibangun, GoTo akan menjadi salah satu perusahaan dengan kapitalisasi besar pasca penawaran umum saham perdana atau IPO nanti.

Dengan asumsi penawaran harga di kisaran Rp316-346 per saham, kapitalisasi saham GOTO akan mencapai sekitar Rp376,6 triliun (US$26,2 miliar) hingga Rp413,7 triliun (US$28,8 miliar) saat tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) nanti.

Adapun nilai tersebut masuk empat besar saham dengan kapitalisasi yang tertinggi di BEI setelah BCA, BRI, dan Telkom.

Meski demikian, nilai kapitalisasi GoTo yang begitu besar bisa menjadi acuan bagi investor, terutama investor institusi, meskipun akan lebih banyak pertimbangan.

Saat ini, GoTo merupakan satu-satunya perusahaan di kawasan Asia Tenggara yang menawarkan layanan _on-demand services, e-commerce dan financial technology services yang berskala besar dan terintegrasi di dalam satu ekosistem.

Layanan perusahaan menghubungkan lebih dari 55 juta Annual Transacting Users (ATU) dengan 14 juta pedagang terdaftar, dan 2,5 juta mitra pengemudi yang terdaftar per 30 September 2021.

Wawan menjelaskan setiap investor tentu belajar dari investasinya di perusahaan sejenis di masa sebelumnya, tapi emiten seperti GoTo dinilai memiliki model bisnis yang berbeda karena terintegrasi dengan jejaring yang luas di dalam ekosistemnya.

Dalam IPO, GoTo menawarkan sebanyak 48 miliar saham baru Seri A dengan kemungkinan ditingkatkan sampai sebanyak-banyaknya 52 miliar saham baru dan mewakili hingga 4,35% dari modal ditempatkan dan disetor setelah selesainya IPO (tidak termasuk saham tambahan dari opsi penjatahan lebih).

Salah satu strategi yang disiapkan GoTo untuk menjaga kinerja sahamnya di bursa tidak terpuruk usai melantai 4 April 2022 nanti yaitu dengan menjalankan skema greenshoe option dan hak suara multipel (HSM) atau multiple voting shares (MVS).

Greenshoe merupakan mekanisme yang memberikan GoTo fleksibilitas untuk menunjuk broker sebagai agen stabilisasi saham selama periode 30 hari sejak saham tercatat di BEI.

Melalui IPO, GoTo akan mengalokasikan dana stabilisasi saham atau greenshoe sebesar US$160 juta atau sekitar Rp2,3 triliun. (ANT)


Penulis : Irwen