Rupiah Melemah 2,26% Sejak Akhir Desember 2020


Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) mengalami depresiasi atau pelemahan sebesar 2,26% sejak akhir Desember hingga hari ini, Kamis (18/3) dan pelemahan mata uang hampir terjadi di seluruh negara.

"Dibandingkan dengan sejumlah negara pelemahan nilai tukar Rupiah year to date dari akhir tahun 2020, 31 Desember hingga hari ini mencatat depresiasi 2,26%," kata Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, pada acara konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis (18/3).

Perry mengungkapkan, tingkat depresiasi ini lebih rendah dibanding negara emerging market lain seperti Brasil, Meksiko, Korea Selatan dan Thailand. Faktor pelemahan ini dipicu oleh ketidakpastian keuangan global.

"Ketidakpastian pasar keuangan global meningkat yaitu dikaitkan dengan reaksi pasar terhadap besarnya stimulus fiskal Amerika Serikat dan pemulihan ekonomi Amerika Serikat yang lebih cepat," paparnya.

Ke depan, mata uang Indonesia diyakini masih akan terjaga mengingat bank sentral Amerika Serikat (The Fed) belum akan mengubah kebijakan moneternya. Hal ini kemudian bisa menjadi acuan menjaga stabilitas nilai tukar.

"Meskipun The Fed belum akan mengubah kebijakan moneternya, penguatan Dolar ini memberi tekanan terhadap seluruh mata uang di dunia. Langkah stabilisasi yang kita lakukan menjaga nilai tukar tentu saja masih terjangkau," tegas Perry.

 


Penulis : Indra

Editor : Irwen

Editor : Widya