Triwulan I, Chandra Asri Berbalik Rugi US$11,23 Juta


Jakarta - PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mencatat rugi tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik pada kuartal I 2022 sebesar US$11,235 juta berbalik dari periode serupa tahun lalu yang membukukan laba US$84,382 juta.

“Kinerja kami selama kuartal pertama tahun ini sebagian besar dipengaruhi oleh perang Rusia Ukraina. Ketegangan geopolitik memicu harga minyak mentah melonjak hinggal ebih dari US$100 per barel, yakni 25% lebih tinggi kuartal ke kuartal dibanding kuartal IV 2021 dan 66% lebih tinggi dibanding kuartal I 2021,” tutur Direktur TPIA Suryandi melalui siaran pers, Kamis (28/4).

Selain itu, ia menyebut ada permintaan yang melemah di China karena lockdown Covid-19 sehingga menyebankan pengetatan spread petrokimia terutama untuk polylefin.

Beban pokok juga melonjak sekitar 45% menjadi US$652,7 juta dari US$450 juta sebagian besar dipicu oleh harga bahan baku rata-rata yang lebih tinggi dengan naphtha pada US$856 per ton dibanding rata-rata US$534 per ton pada kuartal I 2021.

Latar belakang kenaikan harga bahan baku adalah kenaikan 66% harga minyak mentah Brent selama kuartal pertama tahun ini dengan rata-rata US$101/bbl dari US$61/bbl periode serupa tahun lalu.

Selain itu, marjin petrokimia yang lebih ketat dan lingkungan makro yang menantang mengakibatkan EBITDA turun menjadi uS$24,1 juta dari US$146,7 juta.

Kendati demikian, TPIA masih mampu mencatat peningkatan pendapatan bersih sekitar 13% menjadi uS$677,7 juta dari US$598,408 juta.

Belanja modal telah terealisasi sebesar US$35,1 juta di sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Posisi kas dan setara kas berada di level US$1,282 miliar dengan jumlah aset 4,968 miliar.


Editor : Widya