Transformasi BTN menuju Bank Mortgage Terbaik di Asia Tenggara
Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk optimistis mewujudkan visi menjadi Bank Mortgage Terbaik di Asia Tenggara pada 2025 seiring berbagai transformasi yang telah dan akan dilakukan perseroan.
Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan bahwa untuk tahun ini, perseroan akan fokus pada transformasi untuk memperluas area bisnis dan menyediakan solusi keuangan terintegrasi. Untuk mengimplementasikan ini, perseroan akan melakukan percepatan digital banking dan digitalisasi proses secara massif yang mendukung pengembangan bisnis berbasis ekosistem perumahan sebagai sumber pertumbuhan baru.
"Pada tahun depan rencananya, transformasi yang akan diimplementasikan perseroan adalah menjadi solusi finansial satu pintu (one stop financial solution) dalam ekosistem perumahan," kata Nixon dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (10/2).
Nixon menjelaskan dalam fase ini perseroan akan menggenjot peningkatan sumber pendapatan berbasis layanan dan transaksional terutama pada bisnis wealth management digital banking dan corporate.
Salah satu turunan dari transformasi bisnis yang dilakukan adalah mengubah model bisnis Kantor Cabang Pembantu (KCP). Dulu kata Nixon, KCP BTN yang berjumlah 537 hanya sekedar ada saja untuk melayani nasabah, tetapi sejak 2022 lalu model bisnis KCP diubah.
"Mulai tahun ini KCP bakal memiliki neraca dan laporan untung-rugi sendiri. Ibarat buku rapot, angka-angka yang tertera di dalam neraca itu akan menjadi bahan manajemen dalam menilai kinerja KCP dan pegawai," terangnya.
Lebih lanjut, penilaian produktivitas KCP hanyalah bagian dari transformasi kantor cabang (branch transformasi) yang sudah berjalan di BTN sejak April 2022. Melalui transformasi tersebut, kini KCP lebih fokus pada bisnis (kontribusi margin) ketimbang operasional.
Dengan lebih fokus pada bisnis, organisasi KCP pun mengalami perubahan. Sekarang KCP terbagi dalam tiga tipe bisnis yakni general, consumer dan SME sub-branch.
Tidak hanya mengubah model bisnis dan tipe KCP, transformasi juga mencangkup penyelarasan key performace indicator (KPI).
"Mulai tahun ini semua KCP sudah bisa diukur sampai dimana kontribusinya terhadap profitabilitas perusahaan. Nanti, setiap bulan produktivitas KCP kami nilai,” ujarnya.
Selain itu, KCP perlu memperhatikan pentingnya pengendalian biaya,karena pada akhirnya akan berpengaruh pada profitabilitas. “Jangan hanya pengeluarkan biaya tanpa menghitung berapa imbah hasil yang dihasilkan,” kata dia.
Nixon menegaskan, melalui perubahan model bisnis KCP tersebut, kini jumlah KCP yang masuk dalam kategori sangat produktif dan produktif telah mencapai 257 unit. Angka ini tentu masih jauh dari jumlah KCP yang saat ini mencapai 537 unit, tetapi langkah ini merupakan momentum yang sangat berarti untuk meningkatkan kinerja perseroan.
"Dengan berbagai transformasi tersebut, bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun terakhir posisi laba BTN yang saat ini menempati urutan kedelapan, bakal naik menjadi urutan kelima seperti posisi aset," ujar Nixon.
Penulis : Indra
Editor : Irwen