Tokopedia dan Tiktok pacu pelaku UMKM ekspansi ke pasar global


 

Jakarta - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Tiktok pacu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di seluruh Indonesia memanfaatkan teknologi digital untuk berekspansi ke pasar global.

“Kami terus mendorong pelaku UMKM di seluruh Indonesia agar bisa melakukan penjualan melalui dua platform yakni Tokopedia dan Tiktok Shop. Sehingga bisa lebih menyesuaikan dengan jaman, untuk bisa menjadi lebih baik lagi dan tidak hanya menjual di wilayah tertentu tapi bisa di seluruh wilayah Indonesia,” kata Head of Communication Tokopedia Aditia Grasio Nelwan, Rabu (6/3).

Aditia mengatakan pihaknya menggandeng Pemerintah Daerah (Pemda) di Yogyakarta untuk meningkatkan peran UMKM dengan mengakselerasi penggunaan e-comerse dalam peningkatan penjulan produk lokal hingga ke luar negeri.

“Pelatihan yang diberikan seperti trik dan trik cara memanfaatkan fitur-fitur promosi dan dukungan lain untuk berjalan, bagaimana memanfaatkan Livestreaming, bagaimana memanfaatkan platform untuk berjalan,” papar dia.

Ia berharap bahwa melalui sosialisasi tersebut, pola pemasaran pelaku UMKM di Yogyakarta dapat berubah dari konvensional menjadi online. Menurutnya, perubahan ini sangat penting mengingat tren bisnis yang semakin mengarah ke ranah digital.

Sedangkan Kepala Bidang Usaha Mikro Dinas Koperasi dan UKM Yogyakarta Tatik Ratnawati mengungkapkan, sangat mendukung kegiatan tersebut karena dengan memanfaatkan e-commerce, UMKM memiliki kesempatan untuk menjangkau konsumen yang lebih luas, dengan begitu potensi pertumbuhan bisnis bisa lebih besar.

“Penjualan hanya melalui offline sepertinya kurang, tentunya dengan online seperti ini jaringannya akan lebih sangat luas, pasarnya lebih besar baik di lokal nasional bahkan internasional, sehingga tidak ada jarak ruang dan waktu dan juga lokasi bagi UMKM untuk berjualan,” ujar Tatik.

Tatik menambahkan saat ini jumlah UMKM yang ada di daerah DI Yogyakarta sekitar 340 ribu. Data itu mengacu kepada UMKM yang telah terdaftar di aplikasi Sibakul Jogja. Dari jumlah tersebut sudah melalukan penjualan secara daring melalui berbagai platform media sosial sudah mencapai sekitar 75 persen.

“Jumlah UKM Sibakul ada 340 ribuan dan yang sudah go digital memanfaatkan media promosi pemasaran atau pembayaran online, QRIS dari yang paling sederhana WA Bisnis, IG, Facebook, marketplace juga e-commerce seperti Tiktok, Bukalapak ada sekitar 75 persen,” jelas Tatik.

Oleh karena itu, Tatik menilai melalui pelatihan tersebut para pelaku UMKM dapat beradaptasi di e-commerce sehingga mereka bisa mengelola bisnis dengan lebih efisien, termasuk dalam hal manajemen stok, pembayaran, dan pengiriman.

“Kita tidak bisa bekerja sendiri sehingga Dinas Koperasi dan UKM itu membuka peluang berkolaborasi dengan siapa pun baik swasta maupun pemerintah termasuk Tokopedia dan Tiktok, sehingga kita terus mendorong teman teman UKM melalui pendekatan dan juga pendampingan supaya mereka bisa mengikuti e-comerce,” kata Tatik.

Sebelumnya Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin optimistis 30 juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk go digital pada 2024.

“Targetnya 30 juta (UMKM) pada 2024, sekarang ini sudah 27 juta. Ya saat ini kami masih memberikan edukasi, literasi digital kepada para UMKM, bukan hanya pemerintah tapi kami bersinergi juga dengan para pelaku,” kata Rudy.

Rudy menjelaskan, pemerintah tidak hanya memfokuskan UMKM untuk go digital, namun juga menginisiasi berbagai strategi agar produk-produk UMKM dapat bersaing di pasar internasional, khususnya di kawasan ASEAN.

Pemerintah terus memperkuat kerja sama dengan berbagai platform niaga elektronik (e-Commerce) hingga perusahaan teknologi finansial (fintech) agar mampu mencapai target tersebut.


Penulis : Indra

Editor : Irwen