Surya Esa Perkasa Menderita Rugi US$19,126 Juta 2020


PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) mencatat rugi bersih tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$19,126 juta pada 2020. Berbalik dari  tahun sebelumnya yang berhasil mengantongi laba sekitar US$2,637 juta.

Rugi bersih yang diderita perusahaan disebabkan turunnya pendapatan bersih sepanjang 2020 sekitar 21% menjadi US$175,5 juta dari tahun sebelumnya tercatat US$221,9 juta.

Penurunan kinerja operasional juga tercermin dari produksi LPG sebesar 61.448 MT atau lebih rendah 17,9% dari 74.871 MT, produksi kondensat turun 15,1% menjadi sebanyak 139.961 barel dari 164.948 barel, dan produksi ammonia menyusut sekitar 13,9% menjadi 659.734 MT dari 766.988 MT.

“Meskipun harga amonia mengalami penurunan secara signifikan akibat dampak Covid-19 yang mengakibatkan pelambatan di tahun 2020, namun menurut kami pasar amonia relatif mampu bertahan terhadap pandemi,” tutur Direktur Utama ESSA, Vinod Laroya melalui siaran pers, Senin (22/3).

Surya Esa Perkasa memperkirakan harga amonia kembali naik tajam sejak Januari 2021 yang didorong oleh masalah hambatan pasokan serta karena memasuki masa awal pemulihan permintaan.

“Ke depan, ESSA akan terus meningkatkan kinerjanya seiring dengan pemulihan harga dan permintaan di pasar global. Dengan rekam jejak produksi yang kuat, budaya karyawan dan tim manajemen yang telah mampu melalui tahun 2020 yang sulit, kami siap untuk terus menciptakan pertumbuhan di masa mendatang,” tutupnya.

Total aset perseroan tercatat mencapai US$792,053 juta yang terdiri dari liabilitas US$480,273 juta dan ekuitas US$311,780 juta sepanjang 2020.

 


Editor : Widya