Survei FICO: 1 dari 3 Penduduk Indonesia Tolak Pengajuan Permohonan Kartu Kredit dan Rekening Bank


1 dari 3 orang Indonesia membatalkan pembukaan rekening bank pribadi karena pemeriksaan identitas yang rumit. (Gambar: FICO) (ANTARA/Business Wire)

Karena Rumitnya Pemeriksaan Identitas

Di dunia yang mengutamakan digital, jangan sampai verifikasi identitas menghambat bisnis baru

Jakarta, Indonesia--(ANTARA/Business Wire)-- (NYSE: FICO)

Pokok-pokok Penting

    • Kemudahan penggunaan adalah prioritas utama bagi masyarakat Indonesia, dan prioritas kedua adalah efektivitas perlindungan terhadap penipuan

    • Dua dari tiga konsumen bersedia menjawab maksimal 10 pertanyaan. Jika lebih dari itu, mereka tidak mau mengajukan permohonan pembukaan rekening tabungan

    • Pemeriksaan identitas sedang diperketat, tapi satu dari empat penduduk Indonesia akan menutup atau mengurangi penggunaan rekening yang ada jika mendapatkan pengalaman buruk terkait verifikasi identitas

FICO adalah perusahaan terdepan di dunia di bidang perangkat lunak analitik. Hari ini FICO mengungkapkan hasil penelitian global terbarunya tentang penipuan terhadap konsumen. Penelitian ini menyoroti bahwa konsumen di Indonesia kurang mentolerir pengalaman digital yang tidak efisien ketika membuka rekening melalui aplikasi seluler atau situs web. Menurut penelitian tersebut, masyarakat Indonesia yang memilih rekening keuangan baru paling memprioritaskan kemudahan penggunaan.

Tiga dari lima (57%) konsumen bersedia menjawab maksimal 10 pertanyaan. Jika lebih dari itu, mereka tidak mau mengajukan permohonan pembukaan rekening bank pribadi. Lebih dari satu di antara lima (22%) konsumen akan mengurungkan niatnya jika harus menjawab lebih dari lima pertanyaan.

Terlepas dari jumlah pertanyaan yang diajukan, hampir satu dari tiga penduduk Indonesia akan membatalkan pengajuan pembukaan rekening bank pribadi setelah 10 menit.

Informasi selengkapnya: https://www.fico.com/en/latest-thinking/ebook/consumer-survey-2023-digital-banking-customer-preferences-and-fraud-controls

“Konsumen Indonesia aktif mencari layanan perbankan digital yang memberikan kemudahan dan kelancaran membuka rekening,” kata Aashish Sharma, pimpinan Risk Lifecycle and Decision Management di FICO Asia Pasifik. “Menurut penelitian kami, lembaga keuangan dapat meningkatkan retensi dan kepuasan pelanggan bila menyederhanakan proses ini.”

Frustrasi Karena Perbedaan Pendapat Melebihi Kekhawatiran Tentang Penipuan

Dalam setahun terakhir, hampir separuh masyarakat Indonesia menghadapi pemeriksaan identitas yang lebih ketat ketika masuk ke rekening bank (49%) atau melakukan pembelian online (47%).

Pemeriksaan identitas lebih ketat oleh bank di Indonesia ini adalah respons langsung terhadap maraknya masalah pencurian identitas di Indonesia. Hanya 3% penduduk Indonesia yang memastikan bahwa identitas mereka telah disalahgunakan untuk membuka rekening, sedangkan satu dari empat penduduk (26,5%) mencurigai hal ini.

Meskipun demikian, rasa frustrasi karena pemeriksaan identitas dapat mengubah perilaku konsumen. Menurut survei FICO, satu dari empat nasabah bank telah menutup atau mengurangi penggunaan rekening bank pribadi dan kartu kredit mereka karena proses verifikasi identitas yang rumit dan memakan waktu.

Proses Pengajuan Hipotek dan Pinjaman Harus Lebih Diawasi

Tingkat kesabaran konsumen Indonesia berbeda-beda mengenai berbagai proses pembukaan rekening bank. Kemungkinan besar mereka akan membatalkan pengajuan pinjaman pribadi (38%) karena pemeriksaan identitas yang rumit dan memakan waktu.

Hampir satu dari tiga (33%) konsumen pernah membatalkan permohonan pengajuan kartu kredit karena alasan yang sama, sedangkan lebih dari satu di antara empat (28%) konsumen merasa frustrasi sehingga membatalkan permohonan pengajuan hipotek.

Selain itu, hanya 7% konsumen Indonesia yang merasa nyaman membuka rekening hipotek melalui saluran digital. Sedangkan 35% memilih mengajukan pinjaman pribadi secara langsung di kantor cabang bank dibandingkan secara online.

Meskipun sebagian konsumen lebih mentolerir proses terinci untuk produk keuangan tertentu yang memerlukan pengawasan menyeluruh, survei tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa konsumen jauh lebih memilih kemudahan penggunaan.

“Bank yang mempromosikan penggunaan layanan digital untuk mempercepat persetujuan pinjaman online perlu mengatasi rasa frustrasi konsumen akibat pemeriksaan identitas yang rumit dan berkepanjangan,” tambah Sharma. “Separuh masyarakat Indonesia (47%) tidak akan melengkapi pengajuan hipotek atau pengajuan pinjaman pribadi online (51%) jika berisi lebih dari sepuluh pertanyaan.”

Menyukai Keuntungan Aplikasi Digital

Ketika ditanya tentang manfaat membuka rekening secara digital melalui aplikasi penyedia, kemudahan penggunaan (81%) dan dapat membuka rekening kapan saja (81%) ternyata merupakan keuntungan utama. Selain itu, masyarakat Indonesia juga berpendapat bahwa dapat membuka rekening bank kapan saja (82%) dan di mana saja (81%) melalui situs web penyedia layanan adalah keuntungan utama.

Sebaliknya, empat dari lima masyarakat Indonesia (81%) percaya bahwa pengajuan permohonan di kantor cabang lebih aman; hanya satu dari dua masyarakat Indonesia (51%) yang menganggap bahwa mengajukan permohonan rekening secara digital melalui aplikasi penyedia lebih aman, dan kurang dari separuh (45%) berpendapat demikian bila melalui situs web penyedia.

“Jangan sampai menyediakan kenyamanan dan kemudahan bagi konsumen akan melemahkan langkah-langkah keamanan dan anti penipuan,” kata Sharma. “Konsumen menginginkan proses yang lebih cerdas, bukan yang lebih berisiko. Teknologi seperti verifikasi identitas yang lebih baik, analisis riwayat transaksi, perbankan terbuka, dan basis data pemerintah dapat menghemat waktu mereka tanpa mengorbankan keamanan. Kuncinya adalah menemukan keseimbangan yang tepat antara keamanan dan kemudahan penggunaan, khususnya untuk produk dan interaksi bernilai tinggi.”

Survei ini dilakukan pada bulan November 2023 oleh perusahaan riset independen yang mematuhi standar industri riset. 1.001 orang dewasa Indonesia disurvei bersama sekitar 12.000 konsumen di Kanada, Amerika Serikat, Brasil, Kolombia, Meksiko, Filipina, Singapura, Malaysia, India, Thailand, Inggris, dan Spanyol.

Tentang FICO

FICO (NYSE: FICO) memperkuat keputusan yang membantu orang-orang dan bisnis di seluruh dunia mencapai kesuksesan. FICO didirikan pada tahun 1956 dan merupakan pelopor penggunaan analitik prediktif dan ilmu data untuk meningkatkan keputusan operasional. FICO memegang lebih dari 200 hak paten A.S. dan asing untuk teknologi yang meningkatkan profitabilitas, kepuasan pelanggan, dan pertumbuhan bisnis di bidang jasa keuangan, asuransi, telekomunikasi, perawatan kesehatan, ritel, dan banyak industri lainnya. Ketahui lebih jauh di www.fico.com

Bergabunglah di percakapan di https://x.com/FICO_corp & http://www.fico.com/en/blogs/

Untuk berita dan sumber media FICO, kunjungi www.fico.com/news.

FICO adalah merek dagang terdaftar milik Fair Isaac Corporation di A.S. dan negara-negara lain.

Tersedia Galeri Multimedia/Foto:

https://www.businesswire.com/news/home/54094018/en

Pengumuman ini dianggap sah dan berwenang hanya dalam versi bahasa aslinya. Terjemahan-terjemahan disediakan hanya sebagai alat bantu, dan harus dengan penunjukan ke bahasa asli teksnya, yang adalah satu-satunya versi yang dimaksudkan untuk mempunyai kekuatan hukum.

Kontak

Lizzy Li

RICE for FICO

+65 9034 7768

lizzy.li@ricecomms.com

Saxon Shirley

FICO

+65 9171 0965

saxonshirley@fico.com

Sumber: FICO


Penulis : Adityawarman