Semester I, Chandra Asri Cetak Laba US$165 Juta


 

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berhasil menorehkan laba bersih setelah pajak pada paruh pertama tahun ini sebesar US$165 juta dari periode serupa tahun sebelumnya merugi hingga US$40,124 juta.

“Capaian ini dilatarbelakangi oleh pemulihan pasar, keunggulan kompetitif Chandra Asri dan eksekusi yang solid di segala aspek,” tutur Direktur TPIA, Suryandi melalui siaran pers, Jumat 30/7).

Ia menambahkan, dalam enam bulan 2021, Chandra Asri juga mencatat pendapatan bersih sebesar US$1,262 miliar, naik 50% versus US$839 juta pada semester I-2020, sebagai akibat dari kenaikan harga jual rata-rata di semua produk terutama untuk Ethylene, Polyethylene dan Polypropylene sementara volume penjualan terus terjual habis.

“Harga penjualan rata-rata yang lebih tinggi sebesar US$1,146/T dibandingkan dengan US$775/T pada 6M 2020. Harga Polyethylene dan Polypropylene naik menjadi US$1,242/T dan US$1,499/T masing-masing dari US$825/T dan US$955/T. Sementara volume penjualan relatif stabil sebanyak 1,101KT pada YTD June 2021,” tambahnya.

Beban pokok pendapatan meningkat menjadi US$988,7 juta pada YTD June 2021 dibandingkan US$851,7 juta pada YTD June 2020 karena konsumsi bahan baku yang sedikit lebih tinggi ditambah dengan harga Naphtha yang naik menjadi US$577/T dari US$420/T pada YTD June 2020 dibalik dari harga minyak mentah Brent yang lebih tinggi (kenaikan 63% YoY menjadi rata-rata US$65/bbl terhadap US$40/bbl pada YTD June 2020).

EBITDA meningkat secara signifikan menjadi US$275,3 juta, dibandingkan US$4,5 juta pada semester I- 2020 terutama karena peningkatan spreads dan realisasi strategi ketahanan keuangan perseroan, dan secara keseluruhan, marjin EBITDA meningkat ke 21,8%, dibandingkan 0,5% pada periode serupa 2020. Utang bersih terhadap EBITDA mencapai 0,3 kali dengan liquidity pool yang kuat sebesar US$1,162 miliar yang terdiri dari US$762 juta dalam bentuk kas dan setara kas, US$341,2 juta dari fasilitas committed revolving credit yang tersedia, dan US$58,9 juta dalam bentuk surat berharga.

Total aset turun sekitar 2,2% menjadi US$3,513 miliar per 30 Juni 2021, dari US$3,593 miliar pada 31 Desember 2020.

Hal ini terutama disebabkan oleh kas dan setara kas yang lebih rendah yang mencerminkan kas bersih yang digunakan dalam operasi yang lebih tinggi ditambah dengan pajak dibayar di muka yang lebih rendah, diimbangi piutang usaha yang lebih tinggi serta persediaan.


Editor : Widya