Perang Dagang 2019, Pandemi COVID-19 Tingkatkan Risiko “Middle Income Trap”


Kepala Makroekonomi dan Direktur Strategi Investasi PT Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat mengatakan, polemik perang dagang 2019 dan pandemi Covid-19 telah memperburuk risiko ‘tuwir sebelum tajir’ 2030 saat penduduk Indonesia mulai menua. 

Pernyataan tersebut merespon laporan Bank Dunia tahun 2014 “Indonesia: Avoiding the Trap”, Indonesia berisiko 'growing old before growing rich" atau  tuwir sebelum tajir jika pertumbuhan ekonomi rata-rata dalam periode 2013-2030 hanya berkisar 6%. 

Untuk mencegah kemalangan agar tidak terjadi, pemerintah telah berupaya memperkuat infrastruktur dan sumber daya manusia, mengikuti saran Bank Dunia untuk 'closing infrastructure and skill gaps'. 

“Namun, untuk mempercepat penyediaan infrastruktur untuk memacu produktivitas dan daya saing telah memperberat kondisi keuangan perusahaan milik negara (BUMN),” ucap Budi dalam siaran pers, Senin (25/1).

Menurut dia, Indonesia harus bisa meningkatkan PDB per kapita yang saat ini sekitar US$4500 per tahun, menjadi minimal US$12.000 per tahun dalam waktu 10 tahun hingga tahun 2030. Atau butuh pertumbuhan per tahun 10,3% dalam dollar. 

Sementara itu, beban negara bakal bertambah apabila BUMN tersebut jatuh bangkrut serta meninggalkan infrastruktur yang belum membuahkan hasil. Di samping itu, beban pembayaran bunga naik, dari sekitar 12% pendapatan negara menjadi 21%. 

“Beban yang luar biasa tinggi sehingga membatasi negara dalam berhutang,” lanjut Budi.

Secara eksternal, dunia pasca pandemi dibanjiri oleh limpahan likuiditas yang luar biasa. Kelebihan likuiditas yang tercermin dengan rendahnya suku bunga, diyakini dapat memicu aset reflation selain pelemahan dolar. Konflik geopolitik dan antisipasi berulangnya pandemi memicu perubahan strategi bisnis dan jalur pasokan (supply chain).

“Dan, Indonesia yang memiliki segmen kelas menengah yang tengah tumbuh dan sumber daya alam yang melimpah dianggap memiliki kesempatan untuk menjadi bagian dari sistem rantai pasok baru,” tegasnya.


Editor : Widya