Prospek Vale Indonesia Tetap Cerah


Prospek PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tetap cerah dalam jangka panjang, seiring dengan tren penguatan harga nikel global.

Prospek tersebut didukung oleh sejumlah ekspansi perseroan guna mendongkrak kinerja keuangan.

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Stefanus Darmagiri mengatakan, bisnis nikel tetap bersinar, meskipun terjadi penurunan harga jual komoditas tersebut pada 2020. Namun, pada 2021, harga jual nikel diperkirakan pulih dan meningkat, sehingga laba bersih Vale Indonesia tahun ini diharapkan lebih baik.

“Ekspektasi harga jual yang lebih baik mendorong BRI Danareksa Sekuritas merevisi naik target rata-rata harga jual nikel tahun ini dari US$17 ribu per ton menjadi US$18 ribu per ton. Sedangkan proyeksi rata-rata harga jual nikel tahun 2022 dipertahankan sebesarUS$18 ribu per ton,” katanya di Jakarta, Selasa (23/3).

Membaiknya prospek Vale Indonesia, menurut Stefanus, didukung oleh sejumlah proyek. Perseroan sedang menggelar tahap studi kelayakan fasilitas pemrosesan RKEF di Bahodopi, Sulawesi Tengah.

“Perseroan juga menggandeng mitra dari Tiongkok untuk membangun fasilitas pemrosesan NPI dan HPAL berbahan baku nikel liomite di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Adapun tertundanya pembangunan electric furnace 4 akan menjadi hal paling krusial bagi perseroan tahun ini,” paparnya.

Lebih lanjut, manajemen Vale Indonesia mengindikasikan bahwa pembangunannya mundur dari target semula Mei 2021 akibat pandemi Covid-19. Hal ini dipicu sulitnya pengiriman bahan material dari luar negeri akibat pandemi.

“Dengan penundaan tersebut, perseroan sedang menghitung ulang perkiraan volume produksi nikel dalam matte tahun ini,” ujar Stefanus.

Sementara itu, solidnya harga jual nikel mendorong BRI Danareksa Sekuritas untuk merevisi naik target laba bersih Vale Indonesia tahun 2021 dari US$132 juta menjadi US$152 juta. BRI Danareksa Sekuritas merevisi naik target harga saham INCO dari Rp6.000 menjadi Rp6.800 dengan rekomendasi dipertahankan beli.


Penulis : Indra

Editor : Irwen