PMN Dinilai Penting Dukung Program Perumahan Rakyat


Jakarta - Sejumlah anggota DPR menilai penyaluran penyertaan modal negara (PMN) kepada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk melalui skema rights issue penting dalam mendukung program pemerintah untuk mensukseskan perumahan rakyat.

“Dalam konteks ini, permodalan bank mesti diperkuat. Modal bank mesti ditambah agar rasio kecukupan modal memampukan bank melakukan ekspansi. Jika tidak diperkuat, bank sulit ekspansi dan itu menjadi kerugian bersama semua pihak,” kata Anggota Komisi XI DPR RI Melchias Markus Mekeng dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (26/1).

Dijelaskan, pada dasarnya pelaku usaha yang mulai bangkit dari pandemi COVID-19 membutuhkan pembiayaan dari perbankan.

Untuk itu, Mekeng memandang wajar apabila BTN menggelar rights issue dalam menambah permodalan yang didukung oleh pemerintah melalui PMN.

“Karena pemerintah harus mempertahankan porsi kepemilikan, maka mesti melakukan PMN. Ini logika umum dan sudah menjadi pemahaman bersama. Yang perlu dilakukan adalah percepatan realisasinya,” terangnya.

Pada dasarnya, Pemerintah dan DPR telah menyetujui PMN ke BTN senilai Rp2 triliun sejak tahun 2021 lalu. Dengan modal ini, BTN akan menggelar rights issue dengan target dana di atas Rp3,3 triliun pada tahun ini.

Namun, masih ada ketidakpastian kapan rekomendasi final atau Peraturan Pemerintah mengenai PMN ke BTN akan terbit. Hal ini tentunya mempengaruhi jadwal rights issue dari BTN.

Sementara itu Anggota Komisi VI DPR Gde Sumarjaya Linggih mengungkapkan PMN untuk BTN mendesak untuk dilaksanakan segera.

“Target eksekusi di kuartal II atau kuartal III-2022. Agenda ini sudah cukup mendesak sehingga kami berharap bisa dieksekusi secepatnya,” ujarnya.

Menurutnya Gde, rekomendasi final atau PP untuk PMN ke BTN memang harus memperhitungkan target agar rights issue sukses.

“Semua pihak juga menghitung dan berharap agar pemegang saham publik juga mengeksekusi rights-nya, sehingga perseroan mendapatkan hasil optimal,” jelasnya.

Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Riza meminta kepada pemerintah agar rights issue BTN segera dilaksanakan dengan jadwal yang pasti. Hal ini untuk memberikan kejelasan bagi BTN dalam membuat perencanaan bisnisnya ke depan.

"Terkait dengan BNI dan BTN masih on schedule. Itu tidak ada masalah. Justru yang kita minta supaya terus dijalankan dengan agenda yang pasti," tuturnya.

Selain itu, dukungan modal ini dibutuhkan dalam mendukung program 1 juta pemerintah. BTN pun telah merencanakan penyaluran KPR untuk lebih dari satu juta rumah pada periode 2022 hingga 2025.


Penulis : Irwen