Penghimpunan dana pasar modal RI senilai Rp129,9 triliun per Juli 2024


Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan penghimpunan dana di pasar modal Indonesia senilai Rp129,90 triliun sampai periode 31 Juli 2024, yang mana senilai Rp4,39 triliun merupakan fundraising dari 28 emiten baru.

“Masih terdapat 111 pipeline penawaran umum dengan perkiraan nilai indikatif senilai Rp33,04 triliun,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK di Jakarta, Senin.

Sampai 31 Juli 2024, kapitalisasi pasar modal Indonesia tercatat senilai Rp12.338 triliun atau meningkat 1,83 persen month to date (mtd) atau 5,76 persen year to date (ytd), serta non-resident mencatatkan net buy senilai Rp6,68 triliun (mtd) atau net sell senilai Rp1,05 triliun (ytd).

“Secara (mtd), penguatan terjadi di hampir seluruh sektor dengan penguatan terbesar di sektor industri, serta transportasi & logistik. Di sisi likuiditas transaksi, rata-rata nilai transaksi harian pasar saham tercatat senilai Rp11,87 triliun (ytd),” ujar Inarno.

Lebih lanjut, di pasar obligasi, indeks pasar obligasi Indonesia Composite Bond Index (ICBI) menguat sebesar 1,09 persen (mtd) atau 2,66 persen (ytd) ke level 384,57, dengan imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) rata-rata menurun 7,34 basis poin (mtd) atau meningkat 25,87 basis poin (ytd), dengan non-resident mencatatkan net buy senilai Rp4,90 triliun (mtd) atau net sell senilai Rp29,05 triliun (ytd).

“Untuk pasar obligasi korporasi, investor non-resident mencatatkan net sell senilai Rp580 miliar (mtd) atau net sell senilai Rp2,22 triliun (ytd),” ungkap Inarno.

Dari industri pengelolaan investasi, lanjutnya, nilai dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) tercatat senilai Rp830,25 triliun atau naik 0,51 persen (mtd) atau 0,67 persen (ytd).

“Dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana senilai Rp491,61 triliun atau naik 1,06 persen (mtd) atau turun 1,96 persen (ytd), dan tercatat net subscription sebesar Rp2,75 triliun (mtd) atau net redemption Rp12,53 triliun (ytd),” ujar Inarno.


Editor : Rendra