OJK: Ekonomi Indonesia akan tumbuh solid dengan inflasi inti terjaga


Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan ekonomi Indonesia akan tetap bisa tumbuh solid dengan inflasi inti yang terjaga stabil, didukung permintaan domestik yang meningkat.

"Ekonomi Indonesia akan tetap dapat tumbuh solid dengan inflasi inti yang terjaga stabil dan bahkan menghentikan tren penurunan sejak akhir 2022," kata Ketua Dewan Komisioner (DK) OJK Mahendra Siregar di Jakarta, Selasa (2/4).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi tahunan atau year on year (yoy) pada Maret 2024 sebesar 3,05 persen atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 102,99 pada Maret 2023 menjadi 106,13 pada Maret 2024.

Mahendra menuturkan ada indikasi pemulihan dari sisi permintaan ke depan. Sedangkan dari sisi kinerja manufaktur, Purchasing Managers' Index (PMI) terus terjaga dalam zona ekspansi, didorong oleh meningkatnya permintaan dan lapangan pekerjaan.

Industri jasa keuangan saat ini dinilai stabil, didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang stabil, dan profil risiko yang baik yang menjadi modalitas utama bagi industri jasa keuangan untuk dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi nasional, baik sekarang maupun ke depan.

"Dan terlebih lagi, situasi saat ini yang memberikan optimisme bagi dunia usaha, yang tadi juga ditunjukkan oleh indikator PMI," ujarnya.

Selanjutnya, dunia usaha akan memperluas kapasitasnya sehingga terdapat peluang yang lebih besar lagi untuk perekonomian Indonesia mencapai target pertumbuhannya.

Namun demikian, ia menuturkan tetap perlu mewaspadai berbagai ketidakpastian yang muncul dalam konteks global untuk mengantisipasi potensi dan dampak risikonya kepada perekonomian Indonesia.

Di sisi lain, Mahendra mengatakan kondisi perekonomian dan pasar keuangan global saat ini cukup kondusif bahkan di beberapa sisi tampak lebih baik daripada ekspektasi semula sehingga itu membawa suatu perubahan yang positif.

Namun di lain sisi, perlu terus mencermati potensi-potensi risiko yang dapat menghambat pertumbuhan yang terjadi di global utamanya maupun di domestik.

Pertumbuhan perekonomian Amerika Serikat diperkirakan berada pada kisaran yang lebih tinggi daripada ekspektasi semula karena kondisi pasar tenaga kerja yang relatif baik dan inflasi yang masih berada di atas target bank sentral AS.

Oleh karena itu, OJK memperkirakan suku bunga kebijakan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR) akan turun sebanyak tiga kali pada 2024. Penurunan FFR kemungkinan terjadi pada semester II-2024. (ANT)


Penulis : Indra

Editor : Irwen