Neraca Perdagangan RI Surplus US$4,53 Miliar di Maret 2022


Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia Maret 2022 kembali mencatat surplus sebesar US$4,53 miliar.

Direktur Eksekutif BI Erwin Haryono mengatakan surplus tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya yang mencapai US$3,83 miliar. Kinerja positif ini melanjutkan surplus neraca perdagangan Indonesia sejak Mei 2020.

"Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan telah berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (19/4).

Ke depan, BI terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas kebijakan terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal serta mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Surplus neraca perdagangan Maret 2022 bersumber dari kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas di tengah peningkatan defisit neraca perdagangan migas.

Pada Maret 2022, surplus neraca perdagangan nonmigas mencapai US$6,62 miliar, lebih tinggi dibandingkan surplus pada bulan sebelumnya sebesar US$5,74 miliar.

Perkembangan positif tersebut didukung meningkatnya ekspor non migas dari US$19,48 miliar pada Februari 2022 menjadi US$25,09 miliar pada Maret 2022.

Peningkatan ekspor non migas terutama bersumber dari ekspor komoditas berbasis sumber daya alam yang membaik, seperti batu bara, besi dan baja, serta lemak dan minyak hewani/nabati.

Ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat dan Jepang tercatat meningkat seiring dengan permintaan yang tetap kuat di tengah harga global yang meningkat. Adapun impor non migas masih kuat pada seluruh komponen, sejalan dengan perbaikan ekonomi domestik yang berlanjut.

Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat meningkat dari US$1,91 miliar pada Februari 2022 menjadi US$2,09 miliar pada Maret 2022, sejalan dengan peningkatan impor migas yang lebih tinggi dari ekspor migas.

 


Editor : Irwen