Laba Bersih BNI Anjlok 81,14% di 2020
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk membukukan penurunan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sepanjang 2020 sekitar 81,14% menjadi Rp2,755 triliun dari tahun sebelumnya Rp14,612 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan BNI yang dirilis pada Senin (1/2), akibat rendahnya capaian laba bersih tersebut, marjin laba bersih juga tergerus menjadi 4,50% dari sebelumnya 4,92%.
Penurunan laba bersih ini disebabkan tingginya beban operasional selain bunga sekitar 95,65% dari Rp15,092 triliun menjadi Rp29,528 triliun.
Selain itu, BNI mencatat penurunan keuntungan penjualan aset tetap dan inventaris lebih dari lima kali lipat atau dari Rp36,528 miliar menjadi hanya Rp7,390 miliar. Beban non operasional lainnya juga membengkak sekitar empat kali lipat menjadi Rp20,8 miliar dari Rp5,663 miliar.
Pendapatan bunga dan pendapatan premi bersih hanya naik tipis sekitar 1,71% menjadi Rp33,892 triliun hingga akhir Desember 2020 dari tahun sebelumnya tercatat Rp33,322 triliun.
Rasio keuangan, cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produksi melonjak menjadi 6,22% dari sebelumnya hanya 2,27%, aset produktif bermasalah dan aset non produktif bermasalah terhadap aset produktif dan non produktif juga melonjak dari 1,75% menjadi 3,05% sepanjang 2020.
Beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) juga meningkat menjadi 93,31% dari 73,16%, rasio biaya terhadap pendapatan juga naik dari 43,85% menjadi 44,17%, ROE menurun drastic menjadi 2,85% dari 14%, serta ROA berada di posisi 0,95% dari sebelunya 1,25%.
Kendati demikian, BNI masih mampu menekan laju rasio utang terhadap deposito (LDR) dari 91,54% menjadi 87,28%, NPL net turun dari 1,25% menjadi 0,95%.
Total aset BNI sepanjang 2020 tercatat mencapai Rp818,227 triliun, dengan total kas dan setara kas tercatat Rp126,907 triliun.
Editor : Widya