Laba Adaro Energy Melonjak 284,81%
Jakarta - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) hingga Januari-September membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik senilai US$420,90 juta atau melonjak 284,81% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$109,37 juta.
Presiden Direktur Adaro Giribaldi Thohir mengatakan pencapaian tersebut ditopang meningkatnya pendapatan usaha 31% menjadi US$2,56 miliar dari US$1,95 miliar, terutama karena kenaikan harga jual rata-rata (ASP) sebesar 42% berkat tingginya harga batu bara.
“Fokus kami pada keunggulan operasional dan efisiensi di sepanjang rantai pasokan batu bara yang terintegrasi vertikal memungkinkan pencapaian kinerja yang solid. Walaupun dihadapkan dengan kondisi cuaca yang kurang baik, kami berhasil menyediakan pasokan yang andal bagi para pelanggan, suatu hal yang membuktikan kekuatan model bisnis yang diterapkan perusahaan," dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (1/12).
Di sisi lain, beban pokok pendapatan Adaro meningkat 7% menjadi US$1,59 miliar terutama karena kenaikan nisbah kupas maupun biaya penambangan dengan adanya peningkatan harga bahan bakar dan pembayaran royalti yang disebabkan oleh kenaikan harga jual rata-rata.
Laju beban usaha berhasil diperkecil sekitar 1% menjadi US$131 juta, karena kenaikan sebesar 17% pada komisi penjualan.
Adapun total aset perseroan per akhir September 2021 tercatat mencapai US$7,118 miliar dengan tingkat ekuitas 11% lebih tinggi menjadi US$4,32 miliar dari US$3,88 miliar.
"Dengan mempertimbangkan perkembangan terakhir fundamental pasar batu bara, kami memutuskan untuk melakukan penyesuaian pada target profitabilitas. Karenanya, panduan EBITDA operasional direvisi menjadi US$1,75-US$1,90 miliar untuk tahun 2021," tegasnya.
Editor : Irwen