Kuartal I, Laba Bersih PT Timah Melonjak 5.713%


Jakarta - PT Timah Tbk (TINS) menorehkan pertumbuhan laba bersih sekitar 5.713% menjadi Rp601 miliar di sepanjang kuartal I tahun ini dari periode serupa tahun lalu hanya Rp10,343 miliar.

“Penopangnya adalah naiknya harga logam timah, hal ini juga karena efektifitas perseroan dalam menekan biaya operasional,” tutur Direktur Keuangan Timah Krisna Sjarif melalui siaran pers pada Kamis (19/5).

Ia melanjutkan, pendapatan Timah juga melonjak 80% menjadi Rp4,4 triliun, dengan peningkatan kinerja laba operasi sekitar 575% menjadi Rp885 miliar dari Rp131 miliar.

“Naiknya profitabilitas Timah terlihat pula dari tumbuhnya ebitda sekitar 213% menjadi Rp1,1 triliun dari Rp347 miliar,” tambahnya.

Total aset tercatat mencapai Rp14,4 triliun sampai dengan periode yang berakhir Maret tahun ini, dengan posisi liabilitas sebesar Rp7,4 triliun dan ekuitas Rp7 triliun.

Sementara, arus kas operasi Timah naik sebesar 111% menjadi Rp2,1 triliun dari sebelumnya hanya Rp900 miliar. Pinjaman bank dan utang obligasi dalam tiga bulan pertama tahun ini juga turun dari Rp5,1 triliun menjadi Rp3,7 triliun.

Indikasi baiknya performa finansial Perseroan terlihat dari beberapa rasio seperti Quick Ratio sebesar 44%, Current Ratio sebesar 153%, Gross Profit Margin sebesar 25%, Net Profit Margin sebesar 14%, Debt to Asset Ratio sebesar 26%, dan Debt to Equity Ratio sebesar 53%.

Sementara kinerja operasi, produksi bijih timah tercatat sebesar 4.508 ton atau turun 11% dari 5.037 ton. Dari jumlah tersebut sekitar 35% atau 1.583 ton berasal dari penambangan darat, sedangkan sisanya 65% atau 2.925 ton berasal dari penambangan laut. Produksi logam timah juga melemah sebesar 8% menjadi 4.820 Mton dari 5.220 Mton.

Penjualan logam timah tercatat sebesar 5.703 Mton atau turun sebesar 4% dari 5.912 Mton. Harga jual rerata logam timah pada kuartal I tahun ini sebesar US$43.946 per Mton atau naik signifikan 76% dari sebesar US$24.992 per Mton.

“Kedepan, kami terus berupaya untuk meningkatkan volume produksi, sehingga target produksi dapat tercapai sesuai RKAP. Produksi bijih timah berbiaya rendah dari penambangan offshore akan terus ditingkatkan agar profit margin yang optimal tetap dapat dipertahankan," tegasnya.


Editor : Widya