Konsep Green Pharmacy Minimalisasi Dampak Lingkungan


Industri Farmasi
 

 

Jakarta - Indonesia harus berperan aktif dalam membangun arsitektur kesehatan global dengan melakukan sejumlah upaya yang mendorong ketahanan dan kemandirian kesehatan.

Green Pharmacy merupakan konsep pendekatan ekologis industri farmasi yang dapat dilakukan oleh industri untuk sektor kesehatan sekaligus berkontribusi dalam mengatasi perubahan iklim dan mengelola lingkungan secara berkelanjutan.

Director of Research & Business Development Dexa Group Raymond Tjandrawinata mengatakan, konsep Green Pharmacy sebagai pendekatan ekologis industri farmasi. Dalam konsep ini dijelaskan perusahaan farmasi memiliki peran dalam menjalankan aktivitas industrinya dengan memperhatikan ekosistem dan pentingnya interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya.

“Green Pharmacy harus meminimalisasi dampak lingkungan dari obat-obatan dalam menerapkan semua kegiatan farmasi, yang dimulai dari merancang molekul baru hingga manufaktur, distribusi, dan pembuangan limbah,” katanya dalam keterangannya, Rabu (9/3).

Lebih lanjut, untuk mewujudkan konsep Green Pharmacy dibutuhkan komitmen dan peran serta dari semua pihak.

"Ke depan, Green Pharmacy harus menjadi mayoritas obat yang ada dalam formularium nasional. Ini adalah impian kita, tetapi ini dapat dilakukan jika pemerintah bersama sektor swasta dan institusi pendidikan bekerja bahu-membahu untuk mewujudkannya,” paparnya.

Raymond menambahkan, pengobatan konvensional sangat berguna dalam hal terapi manusia. Banyak penyakit yang bisa diatasi dengan pengobatan konvensional, misalnya gangguan metabolisme, onkologi, hingga gangguan mental.

“Tapi kita cenderung lupa bahwa obat konvensional ini, sebagian besar molekulnya juga memiliki risiko ekologi. Karena sifat obat konvensional, dari pembuatan hingga manajemen risikonya, berdampak pada lingkungan,” tegasnya.


Penulis : Indra

Editor : Irwen