Kemenperin Perbaiki Rantai Pasok Bahan Baku Susu


Susu UHT
 

Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperbaiki alur rantai pasok bahan baku susu untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan baku.

“Saat ini, transaksi yang terjadi antara para peternak dengan Industri Pengolahan Susu (IPS) di tempat-tempat penerimaan susu (TPS) atau Koperasi pada umumnya dilakukan secara manual atau konvensional sehingga banyak memakan waktu dan perlu antrian panjang yang dapat berdampak terhadap kualitas susu yang disetor oleh para peternak, terlebih lagi untuk TPS-TPS yang belum dilengkapi dengan Cooling Unit yang memadai,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam sambutannya secara virtual pada Bimbingan Teknis Transformasi 4.0 untuk Koperasi dan Tempat Penerimaan Susu (TPS), Selasa (5/4).

Menurut dia, pihaknya telah memacu beberapa Industri Pengolahan Susu (IPS) melakukan rintisan pembinaan dalam penerapan transformasi digital di TPS-TPS dan dihubungkan dengan koperasinya.

“Melalui digitalisasi di TPS dan Koperasi, kami optimistis akan berdampak positif baik bagi peternak maupun IPS. Bagi peternak, diyakini akan mendapatkan harga yang lebih tinggi dari peningkatan kualitas susu yang disetor dan meningkatnya transparansi yang akan meningkatkan trust peternak kepada koperasi atau industri,” paparnya.

Di sisi lain, bagi IPS akan mendapatkan bahan baku susu dengan kualitas yang lebih baik sehingga akan berpengaruh terhadap produk olahan susu yang dihasilkan.

“Dari digitalisasi Koperasi dan TPS ini, lebih jauh dapat dimungkinkan untuk dilakukan kajian pemberian input (pakan dan perlakuan) vs output (produktivitas dan kualitas susu) yang dihasilkan, sehingga ke depan diharapkan dapat diketahui jenis dan komposisi pakan yang optimal untuk menghasilkan SSDN dengan produktivitas dan kualitas yang tinggi,” ujarnya.

Saat ini, dari jumlah TPS sebanyak 949 unit, terdapat 338 unit yang sudah memiliki Cooling Unit dan 24 unit yang telah melakukan digitalisasi.

 


Penulis : Indra

Editor : Widya