Japfa Terbitkan Obligasi Berkelanjutan US$350 juta


PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) menerbitkan surat utang global (global bond) senilai US$350 juta dengan tingkat kupon 5,37%.

Obligasi yang jatuh tempo pada 2026 dan dicatatkan di Bursa Efek Singapura (SGX) ini mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 3 kali.

Obligasi global dalam format Sustainability-Linked Bond (SLB) ini juga telah meraih peringkat sementara BB- oleh Standard & Poor's dan BB- oleh Fitch.

Sedangkan Credit Suisse dan DBS Bank Ltd bertindak sebagai pihak yang menangani penerbitan surat utang ini. SLB ini merupakan yang pertama pada industri agribisnis makanan dan penerbitan SLB dalam denominasi dolar Amerika Serikat (AS) pertama dari Asia Tenggara.

Hal ini memperkuat komitmen Japfa terhadap keberlanjutan dan penyelarasan strategi keberlanjutannya luang sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), khususnya SDG 2. Tujuan tersebut antara lain mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi, serta mempromosikan pertanian berkelanjutan.

Sebagai informasi, Japfa menerapkan kebijakan Life Cycle Assessment (LCA) yang dimulai pada 2019. LCA adalah penilaian formal berbasis sains dari siklus produksi perusahaan yang terintegrasi secara vertikal dari pakan hingga produk ayam yang dijual.

Studi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang dampak yang terkait dengan produk Japfa. Kebijakan LCA juga mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan kinerja lingkungan produknya di berbagai tahapan dalam siklus hidupnya.

Berdasarkan LCA, pengolahan air limbah dan pengelolaan air telah diidentifikasi sebagai area fokus utama di mana dampak positif dapat dibuat.

Direktur Japfa Comfeed Indonesia, Tan Yong Nang mengatakan, SLB ini merupakan penerbitan obligasi ketiga perseroan.

Respon positif yang perseroan terima dari pasar merupakan cerminan dari pendekatan keuangan perseroan yang berhati-hati, dengan profil hutang yang seimbang dan pengelolaan belanja modal yang efisien.

“Perseroan juga terus memberikan hasil yang solid bahkan di tengah kondisi yang menantang akibat Covid-19. SLB adalah katalis tambahan untuk mencapai target keberlanjutan dan kesempatan bagi investor dan pemangku kepentingan untuk bermitra dengan kami untuk mendorong perubahan menuju masa depan yang berkelanjutan,” kata Tan Yong Nang, di Jakarta, Rabu (17/3).

Sesuai rencana, hasil bersih dari penerbitan ini akan digunakan untuk membayar kembali surat utang senilai US$250 juta yang jatuh tempo 2022 dan untuk keperluan umum perusahaan, termasuk namun tidak terbatas pada belanja modal, modal kerja dan pembiayaan kembali utang. Penerbitan SLB memprioritaskan standar lingkungan yang terkait dengan pencapaian Target Kinerja Keberlanjutan atau Sustainability Performance Target (SPT).


Penulis : Indra

Editor : Irwen