Warisan budaya Indonesia, ekspor Batik capai Rp142 Miliar
Jakarta – Batik sebagai warisan budaya Indonesia memiliki nilai ekspor yang tinggi dan menyerap ribuan tenaga kerja.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, nilai produk batik pada periode Januari hingga Juli 2024 mencapai US$9,45 juta atau sekitar Rp 142,7 miliar (kurs Rp 15.101). Sementara itu, nilai impor pada periode yang sama tercatat sebesar US$350 ribu.
"Dilihat pada data memang nilai ekspor dari Januari hingga Juli tahun ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya juga posturnya sama, jadi ekspornya lebih besar dibandingkan impor. Untuk impor sudah dalam bentuk mungkin home decornya,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Reni Yanita, Jumat (27/9).
Reni mengungkapkan, industri batik telah menyerap ratusan ribu tenaga kerja. Data dari Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Kemenperin, industri batik telah menyerap sekitar 200 ribu tenaga kerja.
"Kemudian yang patut kita garis bawahi di sini ada tenaga kerja yang besar sekali, hampir 200 ribu tenaga kerja, tersebar di 201 sentra industri batik di 11 provinsi, sebagaimana ditunjukkan dari data milik Direktori Sentra Industri Indonesia BPS tahun 2020,” paparnya.
Masih merujuk sumber data yang sama, Reni mengungkap ada 5.946 IKM di Indonesia.
Lebih lanjut, Jawa Tengah merupakan provinsi dengan jumlah sentra terbanyak, yaitu 72. Diikuti Jawa Timur dengan 62 sentra dan Yogyakarta dengan 23 sentra.
Provinsi di luar Pulau Jawa dengan jumlah sentra terbanyak adalah Jambi dengan 20 sentra.
Reni menambahkan, tidak ada sentra di Papua karena IKM batik di sana belum memenuhi kriteria.
"Kalau ditanya, kok itu di Papua tidak ada? Padahal, Papua ada batik. Disana mungkin yang ada hanya IKM-nya atau pengerajinnya, tapi dia belum memenuhi kriteria sentra. Kalau sentra minimal ada 5 IKM yang bergabung, nah ketika dia sentra itulah memungkinkan kementerian dan industri melakukan fasilitasi dari peralatan mesinnya, bisa gratis bisa hibah," tuturnya.
Penulis : Indra
Editor : Irwen