Solusi inovatif Nornickel akan berkontribusi terhadap target pembangunan berkelanjutan di Asia Pasifik
Bangkok, (ANTARA/PRNewswire) - Perubahan iklim dan pelestarian alam merupakan sejumlah kendala terbesar di Asia Pasifik. Sekitar 50% emisi karbondioksida dunia berasal dari wilayah ini. Bahkan, situasinya bertambah parah dalam beberapa tahun terakhir, sebab laju pemanasan global di Asia Pasifik telah melampaui rata-rata global.
Solusi paladium inovatif yang tengah dikembangkan Nornickel akan menjawab sejumlah tantangan besar di Asia Pasifik: meningkatkan mutu pengolahan air bagi lebih dari dua miliar jiwa, memfasilitasi pelaksanaan proyek energi hijau, mengurangi emisi gas berbahaya, serta mengoptimalkan transisi menuju kemasan yang mudah terurai di alam (biodegradable). Maka, Nornickel akan mengalokasikan anggaran $100 juta dalam penelitian dan pengembangan aplikasi paladium inovatif pada akhir 2030.
Dmitry Izotov, Head, Palladium Centre, Norilsk Nickel, menyampaikan presentasi tentang topik ini di sesi pleno Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP) tentang Pemanfaatan Inovasi Digital untuk Pembangunan Berkelanjutan di Asia dan Pasifik. Acara ini digelar di United Nations Conference Centre, Bangkok.
Saat ini, sebagian besar disinfeksi air memakai bahan klorin. Bahan ini sangat berisiko bagi lingkungan hidup ketika diproduksi, dikirim, dan disimpan. Dengan menggabungkan katalis campuran paladium dengan teknologi elektrolisis, disinfektan dapat diproduksi di lokasi yang berdekatan dengan sumber pasokan air sehingga mengurangi risiko lingkungan hidup.
"Paladium merupakan mineral penting untuk masa depan, khususnya dalam proyek hidrogen dan tenaga surya. Katalis berbahan paladium di sektor energi hidrogen menghasilkan peningkatan efisiensi pada setiap fase dalam rantai produksi, mulai dari ekstraksi hidrogen dari air melalui elektrolisis hingga fase pengiriman, bahkan di dalam sel bahan bakar. Di industri tenaga surya, chalcogenide paladium dapat digunakan untuk membuat sel fotovoltaik yang sangat efisien," ujar Dmitry Izotov, Head, Palladium Centre, Norilsk Nickel.
Bahan baku utama dalam produksi kemasan biodegradable adalah glycolic acid yang berasal dari formaldehida, karsinogen berbahaya. Dengan katalis baru berbahan paladium, formaldehida yang bersifat karsinogen tidak lagi diperlukan. Dan, katalis ini menyediakan jumlah produksi bahan baku yang lebih baik. Teknologi paladium tidak hanya membantu pihak produsen memenuhi regulasi lingkungan hidup yang ketat, namun juga menghemat biaya produksi dan meningkatkan keselamatan kerja.
"Di era digitalisasi global, sejumlah teknologi seperti 'neural network', 'big data analysis', dan 'machine learning' berperan penting dalam mempercepat proses. Maka, Nornickel aktif memanfaatkan teknologi digital untuk membuat model dan memprediksi struktur dan properti material. Kerja sama internasional yang erat dalam pengembangan teknologi digital tersebut sangat diperlukan pada seluruh level. Kerja sama ini juga berperan vital mempercepat tingkat penggunaan teknologi hijau dan mencapai target pembangunan berkelanjutan. Palladium Technology Centre siap menjadi lokasi uji coba perangkat digital yang baru tersebut," jelas Dmitry Izotov.
Peran penting paladium dalam mengatasi tantangan lingkungan hidup telah mendapat pengakuan luas di seluruh dunia. Paladium juga telah banyak digunakan di industri otomotif untuk mengembangkan sistem pengendalian emisi. Lebih lagi, paladium bersifat sangat katalis, mudah ditembus hidrogen, dan ketika dipadukan dengan elemen lain, paladium memiliki karakteristik optik yang baik. Dengan demikian, paladium berpotensi masif untuk meningkatkan kinerja teknologi hijau, bahkan membuat biaya implementasi teknologi ini menjadi lebih terjangkau.
Penulis : Adityawarman