Sampoerna Agro Tawarkan Kupon Obligasi 9,45 Persen Hingga 10,35 Persen


 

Sawit 1-1
 

 

PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) berencana menerbitkan surat utang senilai Rp569,5 miliar.

Surat utang ini terdiri dari obligasi senilai Rp174,61 miliar dan sukuk sebesar Rp394,88 miliar.

Berdasarkan keterbukaan informasi, Senin (1/3), surat utang ini merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan I dengan target dana Rp 1 triliun dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I dengan nilai sama Rp1 triliun.

Pada 2020, Sampoerna Agro sudah menerbitkan tahap pertama dari obligasi dan sukuk tersebut dengan nilai masing-masing Rp300 miliar. Sementara untuk Obligasi Berkelanjutan I Tahap II akan diterbitkan dalam dua seri.

Seri A diterbitkan dengan nilai pokok Rp127,66 miliar, tenor tiga tahun dan tingkat bunga 9,45 persen. Seri B memiliki nilai pokok Rp 46,95 miliar, tingkat bunga 10,35 persen dan tenor lima tahun.

Sedangkan untuk Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap II juga diterbitkan dalam dua seri. Seri A memiliki nilai pokok Rp236,63 miliar, cicilan imbalan sebesar ijarah sebesar Rp22,36 miliar dan tenor tiga tahun.

Seri B, nilai pokoknya sebesar Rp158,25 miliar, cicilan imbalan ijarah sebesar Rp16,37 miliar dan tenor lima tahun. Sesuai rencana, obligasi ini ditawarkan pada 8-10 Maret 2021 dan pencatatan di bursa pada 18 Maret 2021.

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi adalah PT BNI Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan PT Sucor Sekuritas. Tahun ini, Sampoerna Agro mengalokasikan belanja modal atau capita expenditure (capex) sekitar Rp 400-600 miliar.

Head of Investor Relations Sampoerna Agro, Michael Kesuma mengatakan, alokasi capex 2021 sama dengan anggaran tahun lalu. Sebanyak 60 persen hingga 70 persen capex akan disalurkan untuk kegiatan aset perkebunan, pemeliharaan, replanting, serta penanaman baru. Sementara 40 persen bakal diserap untuk aset tetap meliputi bangunan, pabrik, mesin, dan infrastruktur pendukung.

“Strategi kami tahun ini adalah memastikan operasional berjalan mulus dengan protokol kesehatan COVID-19, karena sekarang kita diliputi ketidakpastian dan ekonomi global juga sedang lamban,” katanya.

Menurut Michael, perseroan menerapkan strategi yang selektif dalam penggunaan capex tahun ini karena pandemi masih berlangsung.

“Perseroan berencana lebih agresif menggelar ekspansi apabila pandemi telah mereda,” papar Michael.

 


Editor : Aditia

Penulis : Indra