Produk batik makin diminati generasi muda
Jakarta - Industri batik Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang signifikan sebagai salah satu warisan budaya yang diakui dunia.
“Sebagai bagian dari sektor industri tekstil dan pakaian jadi yang memiliki peranan penting bagi perekonomian nasional, industri batik menghadapi tantangan dengan melemahnya permintaan di pasar ekspor. Nilai ekspor industri batik sampai triwulan II tahun 2024 mencapai angka US$8,33 juta, mengalami kontraksi sebesar 8,29 persen dibanding periode yang sama tahun 2023,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Rabu (2/10).
Agus mengungkapkan, saat ini minat dan tren para generasi muda dalam menggunakan batik untuk kegiatan sehari-hari terus meningkat.
“Hal ini memberikan optimisme bagi masa depan industri batik di pasar dalam negeri yang harus dimaksimalkan agar potensinya mampu dinikmati oleh para perajin batik,” paparnya.
Pada tahun ini, Batik Tulis Gedhog Tuban menjadi ikon Hari Batik Nasional (HBN) telah difasilitasi pendampingan dalam rangka pengajuan permohonan perlindungan Indikasi Geografis (IG) dan dipromosikan pada Peringatan HBN 2024.
“Batik Tulis Gedhog Tuban yang sepenuhnya dibuat dan berasal dari Tuban, mulai dari bahan baku kapas sampai proses pembuatannya, sehingga menghasilkan potensi dampak ekonomi yang luas pada masyarakat khususnya Tuban,” ujarnya.
Kemenperin dan Yayasan Batik Indonesia (YBI) bersama Kementerian Hukum dan HAM telah aktif melakukan pendampingan penyusunan Dokumen Deskripsi Indikasi Geografis sebagai syarat permohonan pendaftaran IG Batik Tulis Gedhog Tuban, sehingga diharapkan saat pengusulan telah diterima dapat memberikan manfaat yang jauh lebih besar.
“Perlu dukungan dari seluruh pihak baik pemerintah daerah, pemilik industri batik, perajin hingga masyarakat umum dalam upaya melestarikan Batik Tulis Gedhog Tuban,” tuturnya.
Agus menambahkan, pelaku industri batik diharapkan bertransformasi menuju industri 4.0. Penerapan teknologi digital pada Industri Batik dapat mendukung aspek manajemen dan operasional sehingga lebih efektif dan efisien.
“Kami berharap ke depannya sentra IKM batik di Indonesia dapat memanfaatkan teknologi digital tersebut untuk pengelolaan rantai pasok yang lebih efisien,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Reni Yanita menyatakan, pihaknya memberikan fasilitasi kepada IKM Batik, di antaranya 24 industri batik dan dua wirausaha baru IKM Batik untuk berpartisipasi dalam Pameran HBN 2024.
“Dua wirausaha baru IKM batik dimaksud merupakan IKM dari kegiatan Pendampingan Teknis Produksi Batik di Lembaga Pemasyarakatan yang telah dilaksanakan dalam dua tahun terakhir,” katanya.
Sebagai simbol kebanggaan nasional, industri batik kini beradaptasi dengan tren global tanpa kehilangan nilai tradisional, serta menciptakan peluang baru baik di pasar lokal maupun internasional. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian terus berkomitmen untuk melestarikan, mengembangkan dan memajukan pelaku industri batik tanah air melalui sinergi yang dilakukan bersama berbagai pihak.
Penulis : Indra
Editor : Irwen