Pos Indonesia catatkan sukuk ijarah senilai Rp1 triliun


Jakarta (ANTARA) - BUMN PT Pos Indonesia (Persero) melakukan Pencatatan Penawaran Umum Berkelanjutan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Pos Indonesia Tahap I Tahun 2024 dengan emisi senilai Rp1 triliun di Bursa Efek Indonesia (BEI),

Direktur Utama PT Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi di Main Hall BEI, Jakarta, Jumat, menjelaskan langkah ini merupakan upaya untuk memperkuat struktur keuangan, serta mendukung rencana ekspansi dan pengembangan bisnis jangka panjang.

Ia melanjutkan, sukuk ijarah ini diterbitkan dengan tujuan untuk memperoleh dana yang akan digunakan untuk berbagai keperluan korporasi, termasuk pengembangan infrastruktur untuk menjalankan program kerja perusahaan.

"Seperti pengembangan digitalisasi bisnis perusahaan pengembangan sistem Customer Relationship Management (CRM), serta perbaikan IT Infrastruktur dan Inovasi Bisnis Digital," ujar Faizal.

Faizal melanjutkan, sukuk ijarah ini akan digunakan untuk menambah modal kerja untuk memenuhi kegiatan usaha, termasuk beban operasional, beban pemasaran, beban pengembangan usaha atas kegiatan jasa keuangan, kegiatan usaha surat pos dan paket pos, dan/atau beban lainnya yang berkaitan dengan kegiatan usaha.

"Penawaran Umum sukuk ijarah ini juga mencerminkan komitmen PT Pos Indonesia untuk menyediakan instrumen investasi yang sesuai dengan prinsip syariah kepada masyarakat dan investor," ujar Faizal.

Sebagai bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan, lanjutnya, Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Pos Indonesia Tahap I Tahun 2024 merupakan langkah awal dalam rangka penerbitan sukuk berkelanjutan yang direncanakan dalam beberapa tahap.

"Hal ini memberikan peluang bagi para investor untuk berpartisipasi dalam investasi yang aman dan sesuai dengan syariah, serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan PT Pos Indonesia (Persero) di masa depan," ujar Faizal.

Ia menjelaskan, perseroan telah mendapat surat izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi pada 27 Desember 2024, Pencatatan Sukuk Ijarah Berkelanjutan ini merupakan momen penting bagi perseroan, yang mencerminkan kemampuan dan komitmen dalam mengelola keuangan perusahaan secara transparan dan berkelanjutan.

"Dengan dukungan dari investor dan masyarakat, perusahaan berharap dapat terus meningkatkan kualitas layanan dan memperluas jangkauan untuk memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia," ujar Faizal.

Pihaknya berharap Penawaran Umum Sukuk Ijarah Berkelanjutan ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi perkembangan pasar modal syariah Indonesia, serta membuka kesempatan bagi para investor untuk turut serta dalam mendukung perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berperan penting dalam perekonomian nasional.

Ia menyebut perseroan juga berkomitmen terus menjalankan prinsip-prinsip tata kelola yang baik dan transparan dalam setiap tahapan pengelolaan dana yang diperoleh dari penerbitan sukuk ini.

"PT Pos Indonesia berharap ke depan perusahaan dapat semakin memperkuat posisinya sebagai perusahaan BUMN terkemuka yang memberikan manfaat luas bagi masyarakat," ujar Faizal.

PT Pos Indonesia merupakan BUMN yang bergerak di berbagai sektor usaha, mencakup layanan pos dan giro, jasa keuangan, logistik, ritel, serta agen usaha jasa pos dan giro.

Pos Indonesia telah berusia 278 tahun dan telah membangun jaringan yang luas, terdiri dari 3.976 kantor layanan, 23 Mobile Pos Service, 12.816 Agen Pos Kurir, 101.324 Agen Pos Jaskug, serta 5.645 Oranger yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Selain itu, Pos Indonesia juga telah memperluas jangkauan bisnisnya melalui kepemilikan saham di sejumlah anak perusahaan, seperti PT Pos Logistik Indonesia, PT Pos Financial, dan PT Pos Properti.

 

 

 

 


Editor : Dirgantara