Pemerintah dorong penerbitan "Orange Bonds" untuk berdayakan perempuan
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah mendorong penerbitan Orange Bonds (Obligasi Oranye) yang merupakan instrumen pembiayaan yang ditujukan untuk mendorong program-program pemberdayaan perempuan.
“Tidak seperti obligasi hijau konvensional yang berfokus terutama pada dampak lingkungan, Orange Bonds secara unik membahas persimpangan dampak sosial dan lingkungan sekaligus meningkatkan transparansi,” ujar Wakil Menteri Pangan, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup, Kementerian PPN/Bappenas Leonardo Teguh Sambodo di Auditorium BEI, Jakarta, Senin.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas menjalin kolaborasi dengan Impact Investment Exchange (IIX), PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) menyelenggarakan Orange Forum 2025 yang bertujuan mendorong penerbitan Obligasi Oranye itu.
Teguh mengatakan melihat Orange Bonds sebagai mekanisme yang ampuh untuk mempercepat kemajuan Sustainable Development Goals (SDGs) global, serta memperkuat kepemimpinan negara-negara berkembang dalam keuangan berkelanjutan.
“Kepemimpinan Indonesia dengan 62 persen indikator SDG berada di jalur yang tepat dan lebih dari 10 miliar dolar AS, yang disalurkan melalui obligasi tematik dan sukuk menunjukkan apa yang mungkin terjadi ketika kita menempatkan perempuan dan komunitas yang kurang terlayani di pusat sebagai mitra yang setara,” ujar dia.
Dalam kesempatan itu, juga dilakukan inisiasi pencapaian misi Orange Movement untuk memobilisasi 10 miliar dolar AS pada 2030 guna memberdayakan 100 juta perempuan, anak perempuan dan minoritas gender, serta mempercepat kemajuan dalam menutup kesenjangan pendanaan SDG.
Pendiri dan CEO IIX Prof Durreen Shahnaz mengatakan Orange Movement membuktikan bahwa solusi yang berorientasi pasar dapat membantu menutup kesenjangan pembiayaan SDG.
"Dengan mengakui perempuan sebagai pengganda, kami menunjukkan bagaimana membangun pasar modal yang inklusif mencapai keadilan iklim sejati, transisi yang adil, dan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan,” ujar Shahnaz.
Sebagai contoh, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) telah melakukan penerbitan Orange Bonds senilai 980 juta dolar AS, yang mengukuhkan Indonesia sebagai pemimpin global dalam penerbitan Orange Bonds terbesar di dunia dan Orange Sukuk pertama, yang dirancang untuk memberdayakan 15,7 juta wirausaha perempuan.
Adapun, lebih dari 10 Orange Bonds telah mengkatalisasi 1,4 miliar dolar AS di Bangladesh, India, India, Filipina, Jepang, Sri Lanka, AS, Vietnam, dan lainnya.
Editor : Eko


