Tahun Ini, Pelita Samudera Shipping Bidik Pendapatan US$80 Juta


 

PT Pelita Samudera Shipping Tbk
 

 

PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) menargetkan pendapatan sekitar US$75 juta hingga US$80 juta pada 2021 atau meningkat 10% sampai 15%.

Pencapaian itu akan dikejar dengan strategi optimalisasi dan ekspansi aset, diversifikasi bisnis, serta meningkatkan penetrasi ke pasar internasional.

Direktur Utama PSSI, Iriawan Alex Ibarat mengatakan, seperti tahun 2020, kontrak sewa berjangka adalah salah satu kunci peningkatan pendapatan, di samping pertumbuhan volume pengangkutan. Tahun lalu, volume angkutan mencapai sebesar 24,9 juta metrik ton dan ditargetkan naik sekitar 10% hingga 12% di tahun 2021.

“Akhir tahun lalu, perusahaan yang bergerak di bidang jasa angkutan laut tersebut membukukan total pendapatan belum diaudit sebesar US$68,4 juta (sekitar Rp 960 miliar), atau turun sekitar 9% dari periode sama tahun sebelumnya sekitar US$75,3 juta,” katanya di Jakarta, Selasa (2/3).

Pencapaian tersebut antara lain ditopang oleh naiknya pendapatan sewa berjangka (sebelum audit) tahun 2020 sebesar 35% menjadi US$13,3 juta dari US$9,9 juta di 2019.

"Pertumbuhan tertinggi ada pada segmen Kapal Tunda dan Tongkang (TNB), diikuti Kapal Curah Besar (MV) dan Fasilitas Muat Terapung dan Crane Terapung (FLF/FC),” papar Alex.

Secara keseluruhan, perseroan telah berhasil mengamankan nilai kontrak sekitar US$ 164,6 juta. Hingga akhir 2020, komposisi kontrak jangka panjang untuk FLF/FC mencapai 96% dan 4% spot basis, segmen TNB mencapai 88% untuk kontrak jangka panjang dan 12% spot basis.

Untuk Segmen MV, dari 6 unit kapal, 3 kapal telah mendapatkan kontrak sewa berjangka jangka panjang dan 3 kapal kontrak freight charter (basis volume). Sementara itu, realisasi belanja modal atau capital expenditure (capex) di 2020 sebesar US$9 juta, sebagian besar diserap untuk biaya pemeliharaan armada (docking).

“Tidak ada pembelian unit armada baru dilaksanakan di tahun 2020 sebagai strategi perseroan untuk mengoptimalkan utilisasi aset yang dimiliki di tengah melesunya pasar ekspor dan domestik,” ujar Alex.

Hingga akhir tahun lalu, utilisasi armada perseroan rata-rata mencapai 83,6% untuk TNB, 63,8% untuk FLF/FC, dan 83,5% untuk MV. Empat unit MV yang dibeli di tahun 2019 telah seluruhnya beroperasi di tahun 2020 dan telah memasuki pasar internasional melalui pelayaran ke Tiongkok, Taiwan, Vietnam, Singapura dan Filipina. Utilisasi penuh dan ekspansi multi kargo armada MV Pelita Shipping sebesar hampir 25% untuk pengangkutan komoditas selain batu bara seperti nikel, alumina, tembaga konsentrat, semen klinker, pasir silika, billet baja dan produk-produk besi.

"Ini adalah salah satu target diversifikasi bisnis perseroan. Diversifikasi segmen TNB juga telah mencakup pengangkutan nikel," tutur Alex.

Sedangkan alokasi belanja modal untuk tahun 2021 perusahaan menargetkan sebesar US$21 juta. Perseroan merencanakan penambahan satu unit MV kelas Supramax dan kapal-kapal tunda dan tongkang, untuk terus mengeksplorasi potensi pasar logistik baru termasuk non-batu bara.

Alex menambahkan, di samping strategi diversifikasi komoditas angkut, pasar batubara masih akan menjadi fokus karena masih memiliki prospek sangat baik di masa depan, dengan target sekitar 70% sampai 80% di batubara. Kemampuan perseroan untuk tetap menghasilkan keuntungan, serta terjaganya rasio utang yang kecil diklaimnya telah menjadi catatan prestasi tersendiri.

 


Penulis : Indra

Editor : Irwen

Editor : Widya