Krakatau Steel Proyeksi Pendapatan Rp28 Triliun


PT Krakatau Steel (Persero) Tbk mencanangkan pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 43% atau menjadi Rp28 triliun pada 2021.

“Krakatau Steel saat ini semakin membaik kinerjanya. Dengan segala perbaikan fundamental ini, kami meyakini Krakatau Steel dapat mempertahankan keuntungan untuk di tahun-tahun mendatang,” kata Direktur Utama KS, Silmy Karim melalui keterangan resmi, Jumat (28/5).

Sepanjang 2020, berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp326 miliar dengan capaian laba operasi mencapai Rp2,4 triliun. Kinerja positif ini diraih dari yang sebelumnya mengalami kerugian sejak 2012. 

“Restrukturisasi dan transformasi yang berdampak pada efisiensi serta peningkatan produktivitas sangat berpengaruh pada perolehan laba Krakatau Steel di tahun 2020,” tambahnya.

Ia menjelaskan, berdasarkan inisiatif efisiensi, KS mampu menurunkan biaya operasional dari Rp4,8 triliun pada periode 2019 menjadi Rp2,8 triliun atau penurunan biaya operasional sebesar 41%. Penurunan ini terjadi pada biaya energi yang menyusut sebesar 46% menjadi sebesar Rp295 miliar, penurunan biaya utility 27% menjadi Rp564 miliar.

Komponen biaya-biaya consumable dan sparepart masing-masing juga mengecil masing-masing 61% dan 59% menjadi Rp230 miliar dan Rp65 miliar.

“Dengan Krakatau Steel yang semakin efisien dan produktif, kami menjadi lebih kompetitif dalam melakukan aktivitas usaha kami yang berdampak pada peningkatan kinerja. Terlebih kami pun melakukan berbagai kolaborasi dan kerja sama dalam pengembangan bisnis kami, sehingga peluang untuk meluaskan pangsa pasar menjadi lebih terbuka,” urainya.

Peningkatan kinerja Krakatau Steel juga terlihat dari capaian EBITDA atau Earning Before Interest, Taxes, Depreciation & Amortization, yang kian membaik. Pada 2020, Krakatau Steel mampu membukukan EBITDA sebesar Rp1,09 triliun, dari sebelumnya minus Rp1,92 triliun.


Editor : Widya