IHSG tertekan, Boy Thohir sebut it's time to buy
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) Garibaldi ‘Boy’ Thohir menyampaikan saat ini merupakan momentum untuk melakukan aksi beli (buy) saham di tengah terjadinya tekanan pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Secara fundamental, Ia menyampaikan bahwa perusahaan-perusahaan tercatat di pasar modal Indonesia masih cenderung bagus.
“Saya lihat memang dari sisi value-nya itu murah. Jadi, it's time to buy menurut saya,” ujar Boy Thohir saat sesi konferensi pers Dialog Bersama Pelaku Pasar Modal di Main Hall BEI, Jakarta, Senin.
Ia menyebut bahwa kapitalisasi pasar (market cap) perusahaan-perusahaan di pasar modal Indonesia saat ini cenderung murah di tengah adanya sentimen dari tingkat global.
“Fundamentalnya nggak ada yang terlalu mengkhawatirkan menurut saya, karena eksternal problem aja,” ujar Boy.
Terkait Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang tengah melakukan kajian untuk menerapkan buyback saham tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Boy menyebut pihaknya melalui perusahaannya siap untuk melakukan aksi itu apabila sudah diterapkan oleh OJK.
“Kita tunggu ini nih, tunggu OJK. Kalau OJK-nya menyatakan segera dibuka, kita siap,” ujar Boy.
OJK bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk menunda implementasi short selling dan melakukan kajian terkait dengan buyback saham tanpa RUPS, seiring adanya tekanan yang terus menerus pada IHSG
“Dengan mempertimbangkan concern tersebut dan mendapatkan masukan dari para pemangku kepentingan dan pelaku pasar, OJK akan mengambil kebijakan awal untuk pertama adalah menunda implementasi kegiatan short selling. Selain hal tersebut, terdapat opsi kebijakan lain yang jika diperlukan yaitu mengkaji buyback saham tanpa rups dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang terjadi nantinya,” ujar Kepala Eksekutif OJK Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Inarno Djajadi.
Dalam pengambilan kebijakan itu, pihaknya akan fokus dalam tiga hal, diantaranya stabilitas pasar, peningkatan likuiditas, serta perlindungan investor.
Editor : Dirgantara