GCL raih pesanan panel surya dengan volume 1,1 GW dari NTPC
Suzhou, China, (ANTARA/PRNewswire) - GCL System Integration Technology Co. Ltd. (GCLSI), pemain utama pada segmen pasar PV global, meresmikan kerja sama dengan NTPC Renewable Energy Limited, India (NTPCREL) untuk memasok panel surya berefisiensi tinggi dengan volume 1.100 MW.
Proyek ini merupakan pesanan panel surya terbesar dari NTPCREL untuk satu produsen. Panel surya tersebut akan digunakan dalam berbagai proyek NTPC yang tengah difinalisasi. GCLSI akan merampungkan seluruh pesanan bervolume 1.100 MW ini dalam waktu yang memecahkan rekor, yakni lima minggu.
Bagi GCLSI, kontrak ini menjadi pencapaian penting terbaru dalam ekspansi bisnis di India dan pasar-pasar global lain. Kontrak lain dengan volume serupa, 1,1 GW, diraih GCLSI dari perusahaan IPP terkemuka di India pada September 2023. Produk yang dipesan perusahaan tersebut akan dikirim pada Triwulan II-2024.
"Kami berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan NTPCREL kepada GCLSI. Kami berharap, GCLSI dapat menjadi salah satu mitra jangka panjang yang tepercaya. Kami berkomitmen memberikan kualitas kelas dunia, teknologi terkini, dan solusi tenaga surya yang reliabel guna mendukung target energi berkelanjutan India," ujar Zhang Kun, Executive President, GCLSI.
NTPC adalah BUMN listrik terbesar di India dengan kapasitas terpasang 73.874 MW. Sementara, NTPCREL, anak usaha NTPC, menggarap proyek tenaga surya, tenaga bayu, dan tenaga hibrida di India.
GCLSI adalah bagian dari konglomerasi energi, Golden Concord Holdings Ltd.(GCL), yang berada pada posisi kedua dalam daftar 500 perusahaan energi baru berskala global yang terbesar. Menjangkau lebih dari 30 negara, dan memiliki lebih dari 40.000 tenaga kerja, GCL merambah berbagai jenis industri terdiversifikasi, seperti produksi silikon FBR, silikon semikonduktor, sel & panel PV, penyimpanan energi, energi portabel, hidrogen energi, gas alam, material litium, dan lain-lain.
Selain portofolio solusi konvensional, GCLSI memimpin industri dengan mengembangkan solusi traceability yang memadukan sertifikasi jejak karbon dan teknologi blockchain. Pendekatan inovatif ini sejalan dengan regulasi perdagangan karbon yang semakin ketat di dunia guna memerangi perubahan iklim.
Menurut World Economic Forum (WEF), India segera memimpin pertumbuhan tenaga surya di dunia berkat pesatnya permintaan energi. Pemerintah India pun telah menetapkan target ambisius untuk memasang 500 GW fasilitas energi terbarukan, serta meningkatkan porsi listrik yang tidak memakai bahan bakar fosil. Tujuannya, mewujudkan masa depan yang lebih lestari di India dengan memanfaatkan teknologi mutakhir, pengalaman industri yang luas, serta komitmen inovasi.
Penulis : Adityawarman