BTPN Syariah Bukukan Laba Bersih Rp770 miliar


PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) hingga semester I-2021 membukukan laba bersih sebesar Rp770 miliar, naik 89,65% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp406 miliar.

Direktur Utama BTPN Syariah Hadi Wibowo mengatakan laba perseroan ditopang pembiayaan yang tumbuh 15% menjadi Rp10,05 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp8,74 triliun.

"Lebih dari satu dekade fokus melayani nasabah inklusi, pada masa pandemi seperti saat ini, kami menjadikan nasabah dan karyawan sebagai fokus utama bank," dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (28/7).

Menurut Hadi, selama masa penuh tantangan ini, nasabah pembiayaan benar-benar dijaga untuk tetap terhubung dengan bank

Dengan demikian, lanjut Hadi, semangat serta perilaku unggul yang dibangun bersama yaitu Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras dan Saling Bantu (BDKS) tetap menyala, dan, keinginan berusaha untuk keluar dari keterpurukan pandemi terus terbangun.

Berbagai program reward dan aktivitas sosial untuk nasabah, keluarga, dan lingkungan sekitar mereka seperti bantuan pendidikan untuk anak-anak nasabah tetap dijalankan.

Dalam kondisi terbatas, dengan dibantu oleh petugas di lapangan, nasabah pembiayaan turut diberikan pelatihan secara daring, untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mereka dalam menyiasati pandemi yang berkepanjangan.

"Inilah yang membuat nasabah pembiayaan terus dapat berkomunikasi dengan petugas di lapangan, sehingga petugas memahami langsung bagaimana kebutuhan mereka saat ini, termasuk kebutuhan penambahan modal usaha," terangnya.

Hadi menambahkan pertumbuhan di saat pandemi ini juga tetap mengedepankan kualitas pembiayaan yang sehat dengan menjaga rasio pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) di posisi 2,4%.

Hingga akhir Juni 2021, BTPS masih memiliki rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang kuat di posisi 52%, jauh di atas rata-rata industri.

Total aset tumbuh 14% (yoy) menjadi Rp17,41 triliun dari Rp15,27 triliun. Sedangkan Dana pihak ketiga meningkat 12% (yoy) menjadi Rp10,61 triliun dari Rp9,46 triliun. (ANT)

 


Editor : Irwen