BTN Wujudkan Mimpi Miliki Rumah Idaman


Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pacu penyaluran Kredit Pembiayaan Rumah Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR Sejahtera FLPP).

Bank yang fokus pada sektor perumahan ini mencatat penyaluran baru KPR Sejahtera mencapai 13.192 unit hingga Januari 2022, jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 2.302 unit. Rinciannya, dari total 13.192 unit yang berhasil dibukukan, 11.117 unit diantaranya adalah KPR Sejahtera konvensional.

Penyebaran penyaluran KPR Sejahtera FLPP sendiri terbesar di Jawa, disusul wilayah Sumatera kemudian Sulawesi dan Maluku.

“Bank BTN menjadi yang terdepan karena kami mengoptimalkan seluruh kanal distribusi untuk KPR Sejahtera, bekerjasama dengan developer, para agen properti serta menyelenggarakan akad KPR Sejahtera secara massal di seluruh Kantor Cabang Bank BTN,” kata Direktur Utama Bank BTN, Haru Koesmahargyo di Jakarta, Jumat (18/2).

Menurut dia, pihaknya melakukan strategi jemput bola untuk memperlancar proses penyaluran KPR Sejahtera.

“Dengan dibukanya keran FLPP tanpa kuota, kami menerapkan strategi all out dengan menggalang kerjasama pihak swasta maupun instansi yang memiliki debitur potensial sesuai dengan persyaratan Bank BTN, menggandeng para developer yang mulai aktif melakukan penjualan dan membuka lahan baru untuk dibangun perumahan subsidi. Saat ini, semua Bank berkompetisi untuk memenangkan pasar KPR Sejahtera,” paparnya.

Lebih lanjut, Bank BTN terus mencari pasar yang potensial untuk penyaluran KPR Sejahtera FLPP maupun program KPR Subsidi yang lain. Untuk itu, Bank BTN tengah melakukan kajian terutama bagi pekerja sektor informal seperti pedagang pasar, nelayan, dan lain sebagainya.

“BTN baru-baru ini bekerjasama dengan BP Tapera dan komunitas pekerja informal untuk mengkaji program pembiayaan perumahan yang tepat bagi mereka,” ujarnya.

Haru menilai, kajian tersebut dapat memberikan rincian mengenai isu utama pembiayaan perumahan bagi para pekerja informal seperti karakteristik dari penghasilannya, kemampuannya untuk membayar angsuran dan menabung sehingga menghasilkan skema yang tepat untuk program pembiayaan perumahan melalui jalur mandiri di BP Tapera.

“Dengan kerjasama bersama BP Tapera, diharapkan semakin luas dan banyak para pekerja sektor informal yang dapat mengakses pembiayaan perumahan,” tuturnya.

Untuk pekerja informal, Bank BTN telah melakukan sejumlah upaya untuk memperluas pembiayaan perumahannya, khususnya KPR Subsidi, diantaranya dengan tukang cukur yang terhimpun dalam Persaudaraan Pangkas Rambut Garut (PPRG), mitra pengemudi ojek online, Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso di Semarang dan marbot masjid.

Sedangkan Komisioner BP Tapera Adi Setianto mengatakan, dengan menjadi peserta BP Tapera hanya butuh waktu setahun menabung, sudah bisa memiliki rumah impiannya.

“Dengan kemampuan daya beli dan menabung saat ini, masyarakat yang gajinya di bawah Rp 5 juta tidak dapat mengejar harga rumah yang meningkat setiap tahunnya. Namun dengan menjadi peserta Tapera dapat berkesempatan memiliki hunian layak,” katanya.

Adi mengungkapkan, Tapera memiliki konsep dan program yang mengedepankan asas gotong royong. Ia mencontohkan asas tersebut seperti yang saat ini diterapkan di BPJS Kesehatan.

“Contoh sederhananya gini, BPJS Kesehatan yang mampu tetap ngiur (bayar iuran) tapi jarang memakai fasilitas. Jadi uang yang dikumpulkan iuran ini, dipakai bagi yang kurang mampu,” paparnya.

Masyarakat atau peserta yang mempunyai penghasilan di atas Rp 8 juta dan sudah mempunyai rumah tetap disimpan di BP Tapera dalam bentuk tabungan. Dana tersebut, akan dikelola dan dikembangkan dengan baik.

“Hasilnya, ya kita kembalikan kepada penabung. Tapi, selama mereka belum memakai, dananya bisa dipinjamkan ke golongan MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) yang menerima manfaat, kira-kira seperti itu,” ujar Adi.

Salah satu penerima program KPR Subsidi, Indra Darmawan yang menjadi pegawai swasta di salah satu pabrik garmen di wilayah Kabupaten Bandung merasa terharu dan bahagia karena pengajuan KPR rumah pertama yang selama ini didambakan di terima perbankan untuk akad kredit.

“Saya sangat bahagia dan seperti mimpi yang jadi kenyataan. Setelah melihat lokasi perumahan, kemudian memilih unit yang akan dibeli dan pengajuan untuk daftar KPR di Perumahan Pesona Bukit Bintang diterima, ini kado buat istri dan anak,” kata Indra.

Kebahagiaan Indra pekerja Swasta berusia 26 tahun, tak terlepas dari kehadiran BTN yang menyediakan pembiayaan bagi perumahan yang murah untuk masyarakat yang memiliki mimpi punya rumah.

“Saya hanya siapkan berkas yang diperlukan saja, seperti KTP, kartu keluarga (KK), tempat kerja, slip gaji  dan tidak sampai dua minggu saya langsung akad kredit dan memilih kavling rumah yang saya inginkan,” ujarnya.

 


 


Penulis : Indra

Editor : Irwen