BTN: Skema KPR 35 tahun permudah milenial miliki rumah


Jakarta - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Nixon LP Napitupulu mengatakan bahwa skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan jangka waktu hingga 35 tahun akan memberikan kemudahan bagi kalangan milenial dan gen Z untuk memiliki hunian.  

"BTN mendukung rencana pemerintah menelurkan skema tersebut yang akan mempermudah sekaligus meringankan cicilan masyarakat yang ingin memiliki rumah,” kata Nixon dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Nixon menambahkan bagi milenial dan gen-Z, rencana pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengunakan skema tersebut akan menjadi jawaban untuk punya rumah sendiri sekaligus sebagai investasi masa depan.

Sementara Chief Economist BTN Winang Budoyo menilai adanya program tersebut akan mendongkrak sisi permintaan (demand) karena nasabah akan memiliki cicilan yang lebih rendah.

Dari sisi pembiayaan, Winang menuturkan program ini perlu didukung dengan skema yang menunjang kemampuan bank untuk menyalurkan pembiayaan.

“Kami melihat opsi suku bunga berjenjang akan menguntungkan bagi pihak nasabah dan bank. Karena secara historis, kemampuan nasabah cenderung akan naik seiring berjalannya waktu,” ujar Winang.

Winang merinci, skema suku bunga berjenjang berarti setelah melewati periode tertentu, suku bunga dapat dinaikkan secara bertahap, serta mengusulkan kenaikan bertahap dilakukan dalam jangka waktu 10 tahun.

“Secara historis, kami melihat bahwa dalam jangka waktu 10 tahun, kondisi perekonomian nasabah KPR sudah meningkat dibandingkan pada saat pertama kali mengambil KPR,” kata dia.

Adapun, usulan skema KPR 35 tahun hingga saat ini masih dikaji oleh Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan (DJPI) Kementerian PUPR. Skema tersebut diadopsi dari skema KPR di Jepang yang sukses dengan sistem perumahannya.

Rencana skema KPR 35 tahun juga merupakan langkah Pemerintah secara bertahap menuju zero backlog di 2045. Hingga 2021, angka backlog di Indonesia masih mencapai 12,71 juta unit.


Penulis : Irwen