Biofuel dukung Indonesia menuju transisi energi
Jakarta - Energi baru terbarukan (EBT) seperti bioenergi akan mengurangi ketergantungan konsumsi bahan bakar fosil di semua sektor terkait seperti pembangkit listrik, domestik, industri, dan sektor transportasi.
“Bioenergi, termasuk Biofuel memiliki peranan dalam mendukung Indonesia menuju transisi energi serta mereduksi emisi. Kendaraan listrik (EV) bukanlah satu-satunya alternatif untuk beralih dari kendaraan berbahan bakar bensin,” kata Pengamat Otomotif, Yannes Martinus Pasaribu, Kamis (5/9).
Martinus mengungkapkan, produk mobil EV seperti menguasai dunia. Namun, kenyataannya tidak.
“Tidak mudah bermigrasi dari kendaraan bensin ke EV karena produknya dipersiapkan untuk jarak dekat. Selain itu, harganya yang mahal juga menjadi permasalahan tersendiri,” paparnya.
Bila diambil contoh, Tesla yang sempat populer di Amerika Serikat faktanya saat ini mulai redup.
Sebagai informasi, bahan bakar etanol sendiri memiliki emisi lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil. Campuran etanol di dalam bahan bakar fosil bertujuan untuk mendukung pengurangan emisi dan impor gasoline nasional serta menciptakan pekerjaan baru di sektor perkebunan dan pengolahan bahan baku bioetanol.
"Bahan bakar etanol saat ini sudah digunakan hampir di seluruh dunia. Banyak negara yang sudah mencampur bensin dengan etanol. Komposisinya ada yang dicampur dengan lima persen, ada juga yang 10 persen. Di Indonesia, bahan bakar etanol saat ini memang baru 5 persen, namun bisa lebih tinggi," tuturnya.
Penulis : Indra
Editor : Irwen