BEI gelar edukasi pasar modal cegah investasi bodong untuk anak muda


Kota Bengkulu (ANTARA) - Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI) Bengkulu saat ini terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada mahasiswa serta pelajar di Provinsi Bengkulu terkait pasar modal guna mencegah meningkatnya korban investasi bodong di wilayah tersebut.

"Saat memberikan edukasi biasanya kami (BEI) menginformasikan perbedaan antara investasi bodong dan investasi legal," kata Kepala Kantor BEI Perwakilan Bengkulu, Marina Rasyada, di Kota Bengkulu, Senin.

Selain itu, pihaknya juga memberikan kiat-kiat agar masyarakat waspada dan terhindar dari investasi bodong, sebab terdapat ciri khusus yang perlu dikenali.

Ciri investasi bodong antara lain tidak memiliki izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat, serta menawarkan produk investasi yang tidak jelas.

Oleh karena itu, Kantor BEI Perwakilan Bengkulu terus berupaya melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, khususnya pelajar dan mahasiswa, mengenai pengetahuan pasar modal.

Sejak Januari hingga Juni, jumlah total Single Investor Identification (SID) atau investor pasar modal di Provinsi Bengkulu telah mencapai 76.366 orang.

Peningkatan jumlah investor di Provinsi Bengkulu antara lain disebabkan oleh sosialisasi yang dilakukan BEI, efektivitas literasi keuangan, serta kesadaran generasi muda dalam mengelola keuangan.

Selain itu, meningkatnya pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga membuat investor semakin percaya untuk menempatkan modalnya pada instrumen di pasar modal.

"Salah satu faktornya adalah kontribusi media yang membantu kami memasyarakatkan pasar modal. Kami selalu bekerja sama dengan instansi dan universitas untuk melakukan edukasi agar literasi keuangan, khususnya pasar modal, semakin meningkat," ujarnya.

Marina mengatakan mayoritas investor pasar modal di Provinsi Bengkulu didominasi usia 18 hingga 25 tahun, yaitu 45 persen, dan 33 persen di antaranya berprofesi sebagai pelajar atau mahasiswa.

Sementara itu, nilai transaksi pasar modal di Bengkulu hingga Juni 2025 mencapai Rp382,9 miliar dengan jumlah investor sebanyak 76.366 orang.

"Nilai transaksi mencapai Rp382,9 miliar per Juni 2025. Ada peningkatan dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp156 miliar," sebut Marina.

Produk pasar modal yang paling diminati investor di Bengkulu adalah saham, reksa dana, dan obligasi.


Editor : Dirgantara