Jakarta - PT Salim Inovas Pratama Tbk (SIMP) menorehkan lonjakan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik pada semester I tahun ini sekitar 101% menjadi Rp441 miliar dari periode serupa tahun lalu hanya Rp219 miliar.

Penguatan laba tersebut didongkrak oleh rendahnya beban pokok penjualan sekitar 14,85% menjadi Rp5,872 triliun dari Rp6,895 triliun.

Laba usaha juga meningkat sekitar 17,64% menjadi Rp1,327 triliun dari Rp1,126 triliun.

Rasio pengungkit neto Grup SIMP tercatat sebesar 0,31 kali per Juni tahun ini dari 0,35 kali pada 31 Desember 2021.

Namun, penjualan SIMP melemah sekitar 10% menjadi Rp8,07 triliun dari Rp8,957 triliun akibat rendahnya volume penjuualan produk sawit dan produk minyak & lemak nabati (EOF) yang sebagian diimbangi oleh kenaikan harga jual rata-rata.

Pada semester I tahun ini, produksi tandan buah segar (TBS) inti turun 6% menjadi Rp1,28 juta ton terutama disebabkan kondisi cuaca yang tidak mendukung serta kegiatan peremajaan tanaman kelapa sawit. Sejalan dengan hal tersebut, maka total produksi CPO berkurang 5% menjadi 327 ribu ton.

Pada kuartal II tahun ini, produksi TBS inti dan CPO masing-masing bertumbuh 17% dan 30% dari periode serupa tahun lalu.

“Pada semester pertama tahun ini, SIMP Grup meraih kinerja keuangan yang positif serta peningkatan marjin, terutama seiring kenaikan harga jual rata-rata produk sawit serta upaya-upaya kami dalam pengendalian biaya dan efisiensi. Kondisi cuaca telah mempengaruhi produksi TBS inti kami, namun secara kuartalan kami telah melihat adanya pemulihan produksi pada kuartal II 2022 dari periode serupa tahun lalu,” kata Direktur utama SIMP Mark Wakeford melalui siaran pers, Senin (15/8).

Ia menegaskan, di berbagai tantangan pada sektor agribisnis, SIMP Grup tetap fokus memprioritaskan belanja modal terutama pada kegiatan peremajaan sawit dan infrastruktur, peningkatan pengendalian biaya dan efisiensi, peningkatan produktivitas dan fokus pada praktik-praktik agrikultur yang baik secara berkelanjutan.

Total aset SIMP tercatat mencapai Rp36,710 triliun per akhir Juni tahun ini, dengan posisi kas dan setara kas akhir periode Rp4,122 triliun.